Sabtu, 31 Oktober 2009

SELAPUT HYMEN



Tipe Selaput Dara ( Hymen )

SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda. Perbedaan itu tampak nyata dan mudah ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi sekalipun.

Berbicara mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah satu di antaranya. Pria dan wanita jelas berbeda baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya. Pada wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital yakni selaput dara.

Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa.

Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.

Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut "hymen" ini pun berbeda-beda.

"Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit. Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu," ungkap dr Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" di Jakarta, Kamis (10/7) lalu .

Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan.

Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut "impervorate hymen". Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.

"Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor. Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ," ungkap dr Suryono.

Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.

Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan psikologis pasien saja.

"Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak bisa direpair. Jadi tak bisa dikembalikan lagi menjadi perawan," ujarnya.

Kalaupun dilakukan tindakan operasi, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki. Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan diri pasien.

"Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, operasi memang sama sekali tidak diperlukan," tandasnya.

Tipe Hymen berdasarkan bentuk :
Annular hymen; selaput melingkari lubang vagina.


Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.


Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan jumlahnya lebih banyak.


Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.



Dari buku "Masters and Johnson on Sex and Human Loving" Halaman 34.
Copyright 1982,1985, 1986, By William H. Masters, M.D.,
Virginia E. Johnson, and Robert C. Kolodny



DI beberapa budaya dan masyarakat di berbagai belahan dunia ini, selaput dara atau hymen merupakan simbol keperawanan yang dipersyaratkan bagi perempuan yang belum menikah.

Oleh karenanya, selaput dara seringkali menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menimbulkan pro-kontra. Sayangnya, pembicaraan mengenai selaput dara dan keperawanan ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang benar karena masih sangat terpaku pada mitos-mitos.

Berikut adalah beberapa mitos mengenai selaput dara :

Mitos: setiap perempuan dilahirkan dengan memiliki selaput dara.

Fakta: ternyata tidak. Tidak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.

Mitos: selaput dara bentuknya sama pada setiap perempuan, seperti selaput tipis tanpa lubang.
Fakta: salah besar. Seperti juga manusia memiliki wajah yang berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali.

Mitos: operasi pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi perempuan yang akan menikah tetapi selaput daranya sudah tidak utuh lagi.

Fakta: operasi pemulihan selaput dara memang selalu menimbulkan pro dan kontra. Sebetulnya apabila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara seperti yang dijelaskan di atas, operasi sama sekali tidak diperlukan.

Keperawanan seseorang tidak dapat ditentukan oleh adanya perdarahan pada malam pengantin. Operasi selaput dara termasuk operasi yang sangat sederhana. jadi kalau yang dibutuhkan hanya selaput dara yang "utuh" dan bisa mengeluarkan darah, siapa saja (perempuan tentunya) bisa menjalani operasi itu sehingga kembali menjadi "perawan". Dalam hal ini tentunya terjadi "penipuan" terhadap laki-laki yang menjadi suaminya.

Mitos keluarnya darah pada malam pertama sepertinya masih menjadi ritual sakral yang bisa menentukan tinggi rendahnya martabat seorang perempuan. Tak heran bila bedah selaput dara (hymenoplasti) diminati.

Hymenoplasti, menurut Prof Dr Alex Pangkahila, SpAnd, adalah operasi yang dilakukan oleh dokter untuk merestorasi selaput dara (hymen) agar kembali utuh. Fenomena maraknya hymenoplasti yang dilakukan para perempuan, imbuh Alex, menegaskan masih kuatnya mitos pentingnya keperawanan sebelum menikah.

"Masih banyak perempuan yang takut dianggap tidak suci karena sudah tidak perawan. Padahal robeknya selaput dara tidak selalu karena hubungan seks, bisa saja karena perkosaan atau trauma akibat jatuh atau kecelakaan," tutur seksolog dari Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.

Faktanya secara medis, robeknya selaput dara tidak selalu ditandai dengan keluarnya darah. "Hymen itu sifatnya sangat elastis dan tidak tertutup semua," kata Alex.

Senada dengan Alex, dr Dwiana Ocviyanti, SpOG menjelaskan betapa fleksibelnya selaput dara. "Selaput dara itu bukan seperti beduk yang akan pecah bila ditusuk. Bentuknya bisa halus seperti renda atau seperti cincin dan baru benar-benar robek bila seseorang sudah melahirkan bayi secara normal," ujar dokter Ovi.

Itu sebabnya, Alex tidak menganjurkan dilakukannya bedah selaput dara. "Menurut saya itu adalah penipuan. Buat apa hymen dibuat utuh, padahal sebenarnya ia sudah melakukan hubungan," tuturnya. Lagi pula, imbuhnya, hymenoplasti sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepuasan seksual.

Selain perempuan yang belum menikah, hymenoplasti ternyata juga diminati oleh ibu-ibu yang berniat menyenangkan suaminya. "Utuh tidaknya selaput dara tak menentukan kualitas seks. Justru bila dioperasi selaput dara jadi sempit dan kaku," tutur Alex.

Untuk meningkatkan elastisitas hymen, Alex menyarankan pentingnya melatih otot dasar panggul. "Kalau kualitas otot dasar panggulnya bagus, jepitannya juga bagus. Jadi buat apa buang-buang uang dengan melakukan operasi," ujar Alex.

OPERASI SELAPUT DARA (HYMENOPLASTY)


Mitos keluarnya darah saat malam pertama masih dijadikan ritual sakral yang akan menentukan harga diri seorang perempuan. Masih tertanamnya keyakinan akan keperawanan yang di identikkan dengan sobeknya selaput dara (Hymen) yang kemudian di barengi dengan keluarnya darah saat bersenggama pertama kali membuat nilai selaput dara sangat diagungkan. Hal ini dilatar belakangi masih rendahnya pengetahuan seksualitas yang dimiliki oleh masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia.
Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa. Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi bahkan derajat kelembutan dan fleksibilitasnya pun berbeda-beda. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk diantaranya selaput melingkari lubang vagina (annular hymen), dan selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka (septae hymen). Selain itu ada juga selaput yang ditandai beberapa lubang terbuka, tapi lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak (cibriform hymen). Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit. Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu. Bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertama kali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan. Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual , bisa saja lubang selaputnya membesar namun masih menyisakan jaringan selaput dara (introitus).

Keterangan Gambar :
Jenis selaput dara berdasarkan bentuknya.
Dari kiri ke kanan : Annular, Septate, Cibriform, Introitus.
Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut “impervorate hymen”. Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi. Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor. Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula. Meskipun telah ada operasi yang mengklaim dapat memperbaiki selaput dara hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan trauma mental dan psikologis pasien saja.
Operasi perbaikan selaput dara atau dalam istilah medis di sebut hymenoplasty bertujuan menyatukan kembali selaput dara yang telah robek, tapi meski diperbaiki selaput dara yang telah mengalami operasi tidak akan sama dengan yang masih utuh karena selaput dara adalah jaringan tipis yang relatif avaskuler ( sedikit mengandung pembuluh darah ). Meskipun banyak peminatnya, seharusnya operasi selaput dara ini hanya dilakukan atas indikasi yang jelas misalnya pada korban perkosaan, trauma akibat kecelakaan, atau akibat tindakan operasi yang perlu dilakukan namun dapat merusak selaput dara.
Lama dan tehnik operasi tidak sama antara satu pasien dengan pasien yang lain, hal ini tergantung dari jenis robekan yang ada. Apabila robekan baru terjadi dan hanya pada satu tempat, sedangkan selaput dara sisanya masih utuh operasi biasanya hanya memakan waktu sekitar 10-20 menit. Lain halnya bila selaput dara tersisa sangat sedikit memerlukan waktu lebih lama yaitu antara setengah sampai satu jam. Tehnik yang dibutuhkan akan semakin rumit bila robeknya selaput dara sudah lama dan di beberapa tempat. Kemungkinan tersambung dengan sempurna pun menjadi kecil. Selanjutnya bila diinginkan juga seperti mengalami keluar darah pada “malam pertama”, maka akan ditanamkan kapsul gelatine berisi semacam darah buatan yang akan pecah setelah melakukan senggama. Hal itu dilakukan terutama di luar negeri. Jenis bius yang di berikan juga tergantung jenis operasi yang dilakukan. Jika sederhana bisa dilakukan bius lokal sedangkan yang sulit diperlukan bius regional.
Tidak seperti operasi lain, hymenoplasty mengundang kontroversi dari banyak kalangan. Dalam beberapa kasus, operasi tersebut dianggap sangat membantu psikis korban perkosaan namun disisi lain di pandang sebagai bentuk penipuan dalam rumah tangga. Lagipula selaput dara yang utuh sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepuasan seksual.

Sekali lagi, selaput dara bukanlah segala-galanya dalam berumah tangga. Perkawinan akan sangat bahagia bila masing-masing pihak mau menerima keadaan pasangan apa adanya. Kalaupun ada masa lalu yang buruk jadikan itu hanya sebagai lembaran yang harus ditutup dan kemudian memandang perkawinan sebagai lembaran baru untuk diisi bersama-sama.