A. Definisi
Kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada kehamilan yang dihadapi. Ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi
adalah ibu hamil yang mempunyai risiko atau bahaya yang lebih besar pada
kehamilan atau persalinannya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan
(persalinan) normal. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan atau janin
risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan
preventif, sampai pada waktunya harus diambil sikap tepat dan cepat, untuk
dapat menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya dipilih ibunya saja.
Kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal berada atau akan
berada dalam keadaan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama
gestasi atau dalam rentang waktu nifas atau neonatal. Perkiraan insidensi kehamilan
risiko tinggi sangat bervariasi, terutama bergantung pada kriteria definisi
yang digunakan dan ketepatan pegumpulan data. Meskipun demikian, menurut
sebagian besar standar, sekitar 20% kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat
berada pada risiko sedang dan kira-kira 5% kehamilan berada pada risiko sangat
tinggi. Sekitar separuh kasus dapat dikenali pada masa antenatal dan seperempat
kasus lainnya dikenali selama persalinan.
B. Yang
Termasuk Kehamilan Resiko Tinggi
Beberapa peneliti menetapkan kehamilan
dengan risiko tinggi sebagai berikut.
1. Poedji
Rochyati
a.
Primipara muda umur kurang dari 16
tahun.
b.
Primipara tua umur di atas 35 tahun.
c. Primipara
sekunder dengan umur anakterkecil diatas 5 tahun.
d.
Tinggi badan kurang dari 145 cm.
e.
Riwayat kehamilan yang buruk :
1)
Pernah keguguran.
2)
Pernah persalinan prematur, lahir mati.
3) Riwayat
persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, operasi seksio
sesarea).
f.
Preeklampsia-eklampsia.
g.
Gravida serotinus.
h.
Kehamilan perdarahan antepartum
i.
Kehamilan dengan kelainan letak
j.
Kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan
2.
Ida Bagus Gde Manuaba menyederhanakan
faktor risiko yang perlu diperhatikan sebagai berikut
a. Berdasarkan
anamnesis
1) Umur
penderita :
a) Kurang
dari 19 tahun
b) Umur
diatas 35 tahun
c) Perkawinan
di atas 30 tahun
2) Riwayat
Operasi :
a) Operasi
plastik pada fistel vagina atau tumor vagina.
b) Operasi
persalinan atau operasi pada rahim.
3) Riwayat Kehamilan
a) Keguguran berulang.
b) Kematian intrauteri.
c) Sering mengalami perdarahan saat hamil.
d) Terjadi infeksi saat hamil.
e) Anak terkecil 5 tahun tanpa KB
f) Riwayat mola hidatidosa atau korio karsinoma.
4) Riwayat Persalinan
a)
Persalinan
prematur.
b)
Persalinan
dengan berat bayi lahir rendah.
c)
Persalinan
lahir mati.
d)
Persalinan
dengan induksi.
e)
Persalinan
dengan plasenta manual.
f)
Persalinan
dengan perdarahan pascapartus.
g)
Persalinan
dengan tindakan (ekstraksi forceps, ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi
versi, dan operasi sesarea).
b.
Hasil
pemeriksaan fisik
1) Hasil pemeriksaan fisik umum:
a)
Tinggi
badan kurang dari 145 cm.
b)
Deformitas
pada tulang panggul.
c)
Kehamilan
disertai anemia, penyakit jantung, diabetes melitus, paru, hepar atau ginjal.
2) Hasil pemeriksaan kehamilan:
a)
Kehamilan
trimester satu: hiperemesis gravidarum berat, perdarahan, infeksi intrauteri,
nyeri abdomen, serviks inkompeten, dan kista ovarium serta mioma uteri.
b)
Kehamilan
trimester kedua dan ketiga: preeklampsia-eklampsia, perdarahan, kehamilan
ganda, hidramnion, dan dismaturitas serta gangguan pertumbuhan.
c)
Kehamilan
dengan kelainan letak : sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36
pada primigravida dan hamil dengan dugaan disproporsi sefalopelvik, kehamilan
lewat waktu (di atas 42 minggu).
d)
In partu:
persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian serius karena pertolongan
akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus (perinatal).
e)
Keadaan
risiko tinggi dari sudut ibu:
(1) Ketuban pecah dini
(2) Persalinan lama melampaui batas waktu
perhitungan partograf WHO.
(3) Persalinan terlantar
(4) Ruptur Uteri.
(5) Persalinan dengan kelainan letak janin:
sungsang, kelainan posisi kepala dan letak lintang.
(6) Distosia karena tumor jalan lahir, distosia
bahu bayi, atau bayi yang besar.
(7) Perdarahan antepartum: (plasenta previa,
solusio plasenta, ruptur sinus marginalis dan ruptur vasa previa).
(8) Retensio plasenta.
f)
Keadaan
risiko tinggi ditinjau dari sudut janin:
(1) Pecah ketuban disertai perdarahan (pecahnya
vasa previa)
(2) Dismaturitas.
(3) Makrosomia.
(4) Infeksi intrauteri.
(5) Distres janin.
(6) Pembentukan kaput besar.
g)
Keadaan
risiko tinggi pascapartus
(1)
Persalinan
dengan retensio plasenta.
(2)
Atonia
uteri pascapartus.
(3)
Persalinan
dengan robekan perinium yang luas, robekan serviks, vagina dan ruptur uteri.
C. Bahaya
Kehamilan Dengan Risiko Tinggi
1.
Bayi lahir belum cukup bulan.
2.
Bayi lahir dengan berat kahir rendah
(BBLR).
3.
Keguguran (abortus).
4.
Persalinan tidak lancar/macet.
5.
Perdarahan sebelum dan sesudah
persalinan.
6.
Janin mati dalam kandungan.
7.
Ibu hamil/bersalin meninggal
dunia.
8.
Keracunan kehamilan/kejang-kejang.
D. Diagnosis
Penegakkan diagnosis kehamilan dan janin
dengan risiko tinggi adalah dengan :
1. Melakukan anamnesis yang intensif (baik).
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan rontgen
c. Pemeriksaan ultrasonografi dan
d. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
E. Pencegahan
Kehamilan
risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan tindakan perbaikinya. Yang harus dilakukan bagi seorang
ibu hamil dengan risiko tinggi yaitu:
1. Memeriksakan
kehamilan secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan atau dokter.
2. Merencanakan
persalinan aman.
3. Istirahat
cukup, istirahat malam kurang lebih delapan jam dan istirahat siang kurang lebih
dua jam.
4. Boleh
melakukan kegiatan sehari-hari asal tidak berlebihan.
5. Memenuhi
kebutuhan gizi untuk ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. Segera
ke Bidan, Dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit apabila didapatkan tanda-tanda
sebagai berikut:
a.
Badan panas lebih dari dua hari.
b.
Perdarahan melalui vagina.
c.
Keluar ketuban melalui vagina.
d.
Sakit kepala terus menerus.
e.
Muntah-muntah.
f.
Batuk campur darah.
g.
Kejang-kejang.
h.
Gerakan janin tidak terasa .
Bengkak berat pada
kelopak mata atau seluruh tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar