Sabtu, 25 Februari 2012

KEHAMILAN RESIKO TINGGI (RESTI)


                A.  Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai risiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan atau persalinannya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan (persalinan) normal. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif, sampai pada waktunya harus diambil sikap tepat dan cepat, untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya dipilih ibunya saja.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan ibu atau perinatal berada atau akan berada dalam keadaan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama gestasi atau dalam rentang waktu nifas atau neonatal. Perkiraan insidensi kehamilan risiko tinggi sangat bervariasi, terutama bergantung pada kriteria definisi yang digunakan dan ketepatan pegumpulan data. Meskipun demikian, menurut sebagian besar standar, sekitar 20% kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat berada pada risiko sedang dan kira-kira 5% kehamilan berada pada risiko sangat tinggi. Sekitar separuh kasus dapat dikenali pada masa antenatal dan seperempat kasus lainnya dikenali selama persalinan.

                B.  Yang Termasuk Kehamilan Resiko Tinggi
Beberapa peneliti menetapkan kehamilan dengan risiko tinggi sebagai berikut.
           1.    Poedji Rochyati
a.    Primipara muda umur kurang dari 16 tahun.
b.    Primipara tua umur di atas 35 tahun.
c.   Primipara sekunder dengan umur anakterkecil diatas 5 tahun.
d.   Tinggi badan kurang dari 145 cm.
e.    Riwayat kehamilan yang buruk :
1)   Pernah keguguran.
2)   Pernah persalinan prematur, lahir mati.
3)   Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, operasi seksio sesarea).
f.     Preeklampsia-eklampsia.
g.    Gravida serotinus.
h.    Kehamilan perdarahan antepartum
i.      Kehamilan dengan kelainan letak
j.      Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan

2.    Ida Bagus Gde Manuaba menyederhanakan faktor risiko yang perlu diperhatikan sebagai berikut
a.       Berdasarkan anamnesis
1)   Umur penderita :
a)    Kurang dari 19 tahun
b)   Umur diatas 35 tahun
c)    Perkawinan di atas 30 tahun
2)   Riwayat Operasi :
a)    Operasi plastik pada fistel vagina atau tumor vagina.
b)   Operasi persalinan atau operasi pada rahim.
3)   Riwayat Kehamilan
a)    Keguguran berulang.
b)   Kematian intrauteri.
c)    Sering mengalami perdarahan saat hamil.
d)   Terjadi infeksi saat hamil.
e)    Anak terkecil 5 tahun tanpa KB
f)    Riwayat mola hidatidosa atau korio  karsinoma.
4)   Riwayat Persalinan
a)    Persalinan prematur.
b)   Persalinan dengan berat bayi lahir rendah.
c)    Persalinan lahir mati.
d)   Persalinan dengan induksi.
e)    Persalinan dengan plasenta manual.
f)    Persalinan dengan perdarahan pascapartus.
g)   Persalinan dengan tindakan (ekstraksi forceps, ekstraksi vakum, letak sungsang, ekstraksi versi, dan operasi sesarea).
b.      Hasil pemeriksaan fisik
1)   Hasil pemeriksaan fisik umum:
a)    Tinggi badan kurang dari 145 cm.
b)   Deformitas pada tulang panggul.
c)    Kehamilan disertai anemia, penyakit jantung, diabetes melitus, paru, hepar atau ginjal.
2)   Hasil pemeriksaan kehamilan:
a)    Kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarum berat, perdarahan, infeksi intrauteri, nyeri abdomen, serviks inkompeten, dan kista ovarium serta mioma uteri.
b)   Kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklampsia-eklampsia, perdarahan, kehamilan ganda, hidramnion, dan dismaturitas serta gangguan pertumbuhan.
c)    Kehamilan dengan kelainan letak : sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada primigravida dan hamil dengan dugaan disproporsi sefalopelvik, kehamilan lewat waktu (di atas 42 minggu).
d)   In partu: persalinan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian serius karena pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus (perinatal).
e)    Keadaan risiko tinggi dari sudut ibu:
(1) Ketuban pecah dini
(2) Persalinan lama melampaui batas waktu perhitungan partograf WHO.
(3) Persalinan terlantar
(4) Ruptur Uteri.
(5) Persalinan dengan kelainan letak janin: sungsang, kelainan posisi kepala dan letak lintang.
(6) Distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu bayi, atau bayi yang besar.
(7) Perdarahan antepartum: (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur sinus marginalis dan ruptur vasa previa).
(8) Retensio plasenta.
f)    Keadaan risiko tinggi ditinjau dari sudut janin:
(1) Pecah ketuban disertai perdarahan (pecahnya vasa previa)
(2) Dismaturitas.
(3) Makrosomia.
(4) Infeksi intrauteri.
(5) Distres janin.
(6) Pembentukan kaput besar.
g)   Keadaan risiko tinggi pascapartus
(1) Persalinan dengan retensio plasenta.
(2) Atonia uteri pascapartus.
(3) Persalinan dengan robekan perinium yang luas, robekan serviks, vagina dan ruptur uteri.
           
                C.    Bahaya Kehamilan Dengan Risiko Tinggi
1.      Bayi lahir belum cukup bulan. 
2.      Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
3.      Keguguran (abortus). 
4.      Persalinan tidak lancar/macet. 
5.      Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. 
6.      Janin mati dalam kandungan. 
7.      Ibu hamil/bersalin meninggal dunia. 
8.      Keracunan kehamilan/kejang-kejang. 
        
                D.  Diagnosis
Penegakkan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi adalah dengan :
1.    Melakukan anamnesis yang intensif (baik).
2.    Melakukan pemeriksaan fisik.
3.    Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :
a.    Pemeriksaan laboratorium.
b.    Pemeriksaan rontgen
c.    Pemeriksaan ultrasonografi dan
d.   Pemeriksaan lain yang dianggap perlu

               E.  Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya.  Yang harus dilakukan bagi seorang ibu hamil dengan risiko tinggi yaitu:
1.    Memeriksakan kehamilan secara teratur sesuai dengan anjuran petugas kesehatan atau dokter.
2.    Merencanakan persalinan aman.
3.    Istirahat cukup, istirahat malam kurang lebih delapan jam dan istirahat siang kurang lebih dua jam.
4.    Boleh melakukan kegiatan sehari-hari asal tidak berlebihan.
5.    Memenuhi kebutuhan gizi untuk ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6.    Segera ke Bidan, Dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit apabila didapatkan tanda-tanda sebagai berikut:
a.    Badan panas lebih dari dua hari.
b.    Perdarahan melalui vagina.
c.    Keluar ketuban melalui vagina.
d.   Sakit kepala terus menerus.
e.    Muntah-muntah.
f.     Batuk campur darah.
g.    Kejang-kejang.
h.    Gerakan janin tidak terasa .
Bengkak berat pada kelopak mata atau seluruh tubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar