Senin, 29 Agustus 2011

SADARI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ca. Mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.
Ca. Mammae merupakan penyakit yang mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini, tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor genetik, hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Bebrapa gambaran kanker payudara menunjang prognolisnya, secara umum, makin kecil tumor, makin baik prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan patologis yang terjadi hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa teraba
Pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah yang spedifik berhubungan dengan diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga / dinyatakan ganas, peran perawat sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan mengkoordinasikan klien terhadap keadaan kesehatan

B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapat gambaran secara nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pasien dengan kanker mammae
2. Tujuan Khusus
Mendapat gambaran nyata :
a. Pengkajian klien dengan Ca. Mammae
b. Diagnosa keperawatan dengan Ca. Mammae
c. Rencana keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae
d. Intervensi keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae
e. Evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca. Mammae

C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah jenis metode studi kasus untuk mengamati, mengenal serta menganalisa kegiatan atau masalah yang terjadi saat ini dan sekarang melalui wawancara, observasi langsung dan pemeriksaan fisik, selain itu penulis menggunakan studi dokumentasi pasien dan studi kepustakaan untuk mendapatkan dasar-dasar karena dengan sumber yang berhubungan dengan masalah reproduksi wanita / payudara

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terdapat isi laporan ini maka disusun ke dalam Bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN : Latar belakang, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika
Penulisan
BAB II : KONSEP DASAR : Pengertian Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis,
Pemeriksaan Penunjang, Komplikasi, Penatalaksanaan
dan Klasifikasi
BAB III : PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR Ca. MAMME (KANKER PAYUDARA)
1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun (Elizaberth J. Corwin, 2000 : G67)
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994. (Danielle Gale, RN. MS, 1999 : 127)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak terbanyak dikuadran lateral atas (Mansjoer, 2000 : 283)

2. Tanda dan Gejala
a.Benjolan atau penebalan pada payudara. Ditemukan pada wanita itu sendiri akan tetapi
Kebanyakan ditemukan kebetulan tidak dengan pemerikasaan SADARI
b.Pada tahap lanjut, kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu nyeri
Nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting
Kulit peau d’orange
Kulit tebal dengan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
Ulserasi pada payudara
c. Bila sudah metastasis
Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
Batuk menetap
Anoreksi atau BB
Gang pencernaan
Pusing, penglihatan kabur dan kepala
d. Pembesaran kelenjar getah bening

3. Etiologi
a. Umur > 30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
c. Tidak kawin dan nulipara
d. Usia menars <12>
e. Usia menepouse > 55 tahun
f. Pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
g. Terapi hormonal lama
h. Mempunyai kanker payudara kontralateral
i. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
j. Pernah mengalami radiasi di daerah dada
k.Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pad aibu, saudara perempuan Ibu, Sdr
perempuan, adik / kakak
l.Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas

4. Patofisiologi
Etiologi yang ada
Sadari
Benjolan pada payudara Tidak teraba pada payudara
Mamografis (USG)
Jinak Dicurigai ganas Ganas
Biopsy
Sel jinak Sel ganas
Kanker payudara
Penentuan stadium
Stadium I : Tumor <>
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit
dinding dada
Stadium IV : Metastasis kas

5. Pemeriksaan Penunjang
a.Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan deteksi dini kanker /
tumor. Dilakukan pad wanita berusia diatas 20 tahun.
b.Mamografi., pemeriksaan sinar-X payudara untuk mengidentifikasi kanker sebelum benjolan
pada payudara diraba dianjurkan untuk 40 tahun keatas.
c. Pemeriksaan USG untuk membedakan lesi/tumor.
d. Pemeriksaan USG untuk histopatologis yang dilakukan dengan :
1) Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat
disekitarnya bila tumor <>
2) Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagai jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat,
dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih besar dari 5 cm.

6.Penatalaksanaan
a. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
b. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
c. Rekonstruksi payudara
d. Pemberian konseling dan dukungannya
(J. Corwin, 2000 : 659)
e. Pembedahan / Biopsi
Terjadinya untuk menemukan bila ada masa malignasis dan kanker payudara tersebut. Ada
dua jenis prosedur :
1) Prosedur satu tahap dilakukan dengan anastesi umum dengan potongan beku cepat.
2) Prosedur dua tahap dilakukan dengan anastesi lokal dan tersebut dipulangkan kerumah.
f. Terapi Radiasi
Sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap satu dan dua
g. Kemoterapi

7. Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru, tulang, hati dan ovarium. Angka bertahan hidup bergantung pada stadium satadium I (tumor <>

8. Klasifikasi
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
TA : Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak Terbukti adanya tumor primer
T15 : Kanker in situ
Kanker intraduktal / lobural in situ
Penyakit pengetahuan pada papilla tanpa terasa tumor
T1 : Tumor <>
T1a tumor <>
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 102 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada kulit. Dinding
dada termasuk kosta, otot interkesta, otot seratus interior tidak termasuk otot pektroralis
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema pear d’orange ulserasi, nodul satelit pada daerah payudara yang sama
T4c T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflammation = mastitis karsinomato E15
Nx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
N02 : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang tidak melekat
N2 : Teraba pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
Mx : Metastasisi jauh tidak dapat dilanjutkan
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasisi jauh, termasuk ke kelenjar suprakavikula

BAB III
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Pemeriksaan oleh pasien sendiri. sadari dilakukan pada wanita yang berusia ≥ 20 tahun secara rutin setiap bulan. Pasien dapat memeriksanya dengan meraba payudaranya apakah ada kelainan atau tumor, saat mandi atau setelah mandi saat bercermin. Namun, kanker payudara sering sekali ditemukan pertama kali oleh pasien melalui sadari setelah massa / tumor dapat teraba (sekitar 1 cm).
Pemeriksaan Payudara Sendiri atau SADARI diangap sebagai cara termurah, aman, dan sederhana. Meski demikian pemeriksaan ini haruslah berdasarkan petunjuk dan pedoman yang telah ada. Dengan SADARI, bukan tidak mungkin akan lebih banyak Kanker Payudara stadium dini yang dapat dideteksi. Sayangnya, SADARI diangap masih belum efektif. Hal ini dikarenakan ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi kenyataan, serta masih sedikitnya wanita yang memakai cara test ini (sekitar 15 hingga 30 persen). Selain itu pemahaman SADARI secara teknis masih belum dikuasai.
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua.
2. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
3. Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara.
4. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause.
5. Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
6. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.

B. TUJUAN
1. untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan
dapat diketahui segera
2. mendeteksi dini apabila terdapat benjolan
3. untuk memastikan ada-tidaknya perubahan pertanda kanker payudara
4. mengetahui ada tidaknya kanker payudara

C. MANFAAT
1. wanita dapat memahami adanya tanda-tanda ca.mamae
2. Pencegahan dini kanker pada payudara
3. Wanita jadi memahami perawatan payudara sangatlah penting

D. WAKTU PELAKSANAANNYA
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sejak usia 20 tahun.
Pemeriksaan berkala oleh dokter setiap dua hingga tiga tahun pada usia 20 hingga 40 tahun.
Pemeriksaan berkala oleh dokter setiap tahun setelah berusia 35 tahun.
Mamografi satu hingga dua kali pada usia 35 hingga 49 tahun. ( mamografi = pemeriksaan
radiodiagnostik khusus dengan mempergunakan teknik foto ?soft tissue? pada payudara.).

E. Langkah-langkah
1. Amati!


Lakukan pemeriksaan di depan kaca
Berdiri di depan kaca, lengan terletak di samping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Lakukan hal yang sama dengan posisi tangan yang berbeda-beda (kedua tangan diangkat, tangan diletakkan di pinggang, atau badan sedikit membungkuk). Lakukan hal ini waktu mandi atau sedang bercermin sehingga Anda dapat mengenali bentuk payudara.
.
2. Rasakan!


Berbaring dengan bantal di bawah pundak kiri. Letakkan tangan kanan di belakang kepala membentuk sudut 90 derajat. Gunakan 3 jari tangan kiri Anda untuk merasakan benjolan atau penebalan kulit pada payudara.
Tekan dengan baik payudara Anda. Pelajari bagaimana rasa payudara Anda pada biasanya.

Anda bisa pilih arah jelajah 3 jari Anda
(A) Melingkar

(B) naik turun

(C) pilah-pilah

Langkah ini memastikan Anda telah menjelajahi seluruh area dan membantu Anda mengingatkan bagaimana keadaan payudara. Sekarang periksa payudara kiri dengan 3 jari tangan kanan Anda.

SADARI bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast Examination /Â CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.Ada tiga langkah penting untuk melakukan SADARI, yaitu:

1. Pemeriksaan di depan cermin.
Berdirilah seperti biasa di depan cermin, dan perhatikan kesimetrisan kedua payudara Anda. Lalu angkat kedua lengan Anda melewati kepala. Perhatikan, apakah ada perubahan bentuk di setiap payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap puting. Kenalilah payudara anda sebagaimana anda mengenali wajah anda sendiri. Masa jerawat kecil anda bisa menyadari dengan jelas tetapi payudara berubah anda tidak sadar? jangan buat si payudara menjadi cemburu dengan wajah anda

2. Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.
Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri.Â

3. Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan.

4. Tempo permeriksaan
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis.
Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40.
Jangan biarkan kanker payudara merusak hidup anda! kanker payudara bukan kanker ganas kalau anda menyadarinya sebelum terlambat!



BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
SADARI bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast Examination /Â CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.
1. Tanda dan Gejala
a. Benjolan atau penebalan pada payudara
b. Kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu nyeri
Nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting
c. Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
2. Etiologi
a. Umur > 30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
c. Tidak kawin dan nulipara
d. Usia menars <12>
e. Usia menepouse > 55 tahun
3. Patofisiologi
Etiologi yang ada
Sadari
Benjolan pada payudara Tidak teraba pada payudara
Mamografis (USG)
Jinak Dicurigai ganas Ganas
Biopsy
4. Pemeriksaan Penunjang
a.Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan deteksi dini
kanker / tumor. Dilakukan pad wanita berusia diatas 20 tahun.
b.Mamografi., pemeriksaan sinar-X payudara untuk mengidentifikasi kanker sebelum
benjolan pada payudara diraba dianjurkan untuk 40 tahun keatas.
c. Pemeriksaan USG untuk membedakan lesi/tumor.
d. Pemeriksaan USG untuk histopatologis
5. Penatalaksanaan
a. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
b. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
c. Rekonstruksi payudara
d. Pemberian konseling dan dukungannya
e. Pembedahan / Biopsi
6. Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru, tulang, hati dan ovarium. Angka bertahan hidup bergantung pada stadium satadium I.

B. SARAN
1. Hendaknya seorang tenaga kerja kesehatan khususnya bidan lebih meningkatkan lagi pelayanannya kepada masyarakat.
2. Hendaknya dalam setiap kegiatan yang dilakukan bidan jangan lupa membuat dokumentasi
3. Sebaikanya bidan selalu memperhatikan inform choice dan inform concent atas setiap tindakan yang ingin dilakukannya pada tindakan yang beresiko tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Boback M. Irene. 1996. Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:EGC
Corwin J. Elizabeth. 1996. Patofisiologi. Jakarta:EGC
Doen goes. Marlynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gale. Danielle and Charette Jane. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
Mansjoer. Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid ke 2. Jakarta : Media Ausculapius FKUI

PMS

Gonore/GO (Kencing nanah)

Penyebab: Bakteri Neisseria Gonorhea

Masa inkubasi: 2-10 hari setelah kuman masuk ke tubuh

Gejala pada pria

2. dari uretra (lubang kencing) keluar cairan berwarna putih, kuning kehijauan, rasa gatal, panas dan nyeri
3. Mulut uretra bengkak dan agak merah
Gejala pada wanita

o Terdapat keputihan (cairan vagina), kental, berwarna kekuningan
o Rasa nyeri di rongga panggul
o Rasa sakit waktu haid

Akibat

o Penyakit radang panggul, kemungkinan kemandulan
o Infeksi mata pada bayi yang dilahirkan
o Memudahkan penularan HIV
o Lahir muda, cacat bayi, lahir mati



Sifilis (Raja Singa)

Jenis

Penyebab: Bakteri Treponema Pallidum

Masa inkubasi: 2-6 minggu, kdang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk ke tubuh melalui hubungan seksual

Gejala

o Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri biasanya tunggal
o Bintil/bercak merah di tubuh, tanpa gekala klinis yang jelas
o Kelainan syaraf, jantung, pembuluh darah dan kulit

Akibat

o Jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
o Selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan dapat menyebabkan keguguran, lahir cacat
o Memudahkan penularan HIV


Herpes Genitalis

Penyebab: Virus Herpes Simplex

Masa inkubasi: 4-7 hari setelah virus masuk ke tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau rasa kesemutan pada tempat virus masuk

Gejala

o Bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri pada kemaluan
o Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu hilang sendiri
o Gejala kambuh agi seperti di atas namun tidak senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan menetap seumur hidup

Akibat

o Rasa nyeri berasal dari syaraf
o Dapat ditularkan kepada bayi pada waktu lahir
o Dapat menimbulkan infeksi baru, penularan pada bayi dan menyebabkan lahir muda, cacat bayi dan lahir matiMemudahkan penularan HIV
o Kanker leher rahim


Trikomonas Vaginalis


Penyebab: Sejenis Protozoa Trikomonas Vaginalis

Masa inkubasi: 3-28 hari setelah kuman masuk ke tubuh

Gejala

o Cairan vagina (keputiihan encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
o Bibir kemaluan agak bengkak, kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman

Akibat

o Kulit seputar bibir kemaluan lecet
o Dapat menyebabkan bayi prematur
o Memudahkan penularan HIV


Chancroid 



Penyebab: Bakteri Haemophilus Ducreyi

Gejala

o Luka yang sangat nyeri, tapa radang yang jelas
o Benjolan di lipatan paha yang sangat sakit dan mudah pecah, meninggalkan ulkus (luka) yang dalam

Akibat

o Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di sekitarnya
o Memudahkan penularan HIV


Klamidia 


Penyebab: Chlamidia Trachomatis

Gejala

o Keluar cairan dari vagina atau "keputihan encer" berwarna putih kekuningan
o Terasa nyeri di rongga panggul
o Pendarahan setelah hubungan seksual

Akibat

o Penyakit radang panggul, kemungkinan kemandulan
o Kehamilan di luar kandungan (ektopik)
o Rasa sakit kronis di rongga panggul
o Infeksi mata berat
o Infeksi paru-paru pada bayi baru lahir
o Memudahkan penularan HIV

Condiloma Akuminata (Jengger Ayam) 


Penyebab: Virus Human Papilloma

Masa inkubasi: 2-3 bulan setelah kuman masuk ke tubuh

Gejala

o Terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar daerah kemaluan
o Kutil (lesi) dapat membesar

Akibat

o Menimbulkan kanker mulut rahim

Candidiasis (Jamur) 


Penyebab: Jamur Candida, Albicans yang umumnya terdapat di susu dan vagina

Gejala

o Keputihan yang menyerupai keju disertai lecet
o Rasa gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan bau khas

Akibat

o Memudahkan penularan HIV
o Dapat menyerang pria

Kutu Pubis 


Penyebab: kutu pada daerah kemaluan

Gejala

o Hidup dirambut kecuali rambut kepala
o Gatal-gatal dengan adanya kutu dirambut kemaluan dan ketia
o Kadang-kadang di alis, bulu mata

Hepatitis B

Penyebab: Virus Hepatitis B

Masa inkubasi: 1-6 bulan

Gejala

o Kuning pada mata dan kulit
o Hati membear

Akibat

o Kanker Hati

 HIV/AIDS

Penjelasan detailnya lihat pembahasan HIV/AIDS

HIV

HIV

HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" - dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.

HIV adalah anggota dari genus lentivirus [1], bagian dari keluarga retroviridae [2] yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia; HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika barat dan tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.
HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte (Gao et al., 1999).HIV-2 melompat spesies dari sebuah strain SIV yang berbeda, ditemukan dalam sooty mangabeys, monyet dunia lama Guinea-Bissau (Reeves and Doms, 2002).
HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil diidentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope-nya yaitu M, N, dan O (Thomson dkk, 2002). Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi kedalam 8 subtipe berdasarkan seluruh genomnya, yang masing-masing berbeda secara geografis (Carr dkk, 1998). Subtipe yang paling besar prevalensinya adalah subtipe B (banyak ditemukan di Afrika dan Asia), subtipe A dan D (banyak ditemukan di Afrika), dan C (banyak ditemukan di Afrika dan Asia); subtipe-subtipe ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Ko-infeksi dengan subtipe yang berrbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan (CRFs)
Penularan
HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV [3], tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV [4].
Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius lewat jarum suntik, hubungan seks baik antarpria maupun dengan pekerja seks komersial, dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka. Pencegahannya masih kurang memadai.
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.


Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.
Struktur
HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical"

INFERTILITAS


Infertilitas
1.     Defenisi Infertilitas
Infertilitas  adalah sepasang suami istri tidak dapat memiliki keturunan setelah dalam waktu lebih dari satu tahun melakukan hubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi.
Infertilitas adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang telah lama melakukan senggama secara teratur (Depkes RI, 2002).
Secara praktis, pasangan yang ingin punya anak tetapi belum punya anak dalam 1-2 tahun setelah sering dianggap sebagai infertil. Diperkirakan antara 10-20% pasangan suami istri mengalami infertilitas (kemandulan).

2.     Pengelompokkan Infertilitas
1.     Infertilitas primer
:
Bila suami istri sama sekali belum pernah mengalami konsepsi.
2.     Infertilitas sekunder
:
Bila suami istri pernah mengalami konsepsi namun kemudian tidak mampu lagi.

3.     Faktor Penyebab
Infertilitas  dapat disebabkan oleh pihak laki-laki (40%), wanita (40%) dan sisanya akibat kelainan pada suami istri atau tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan di negara berkembang faktor penyebab infertilitas  antara lain :
1.     Banyaknya pria dan wanita penderita penyakit kelamin yang tidak mendapatkan pengobatan memadai. Hal ini mengakibat-kan radang panggul pada wanita dan epididimis pada pria yang dapat mengurangi kesuburan.
2.     Pada perempuan antara lain :
a.     Penyumpatan pada kedua tuba.
b.     Gangguan ovulasi.
c.     Masalah serviks.
d.     Masalah endokrin.
3.     Pada pria  antara lain :
a.     Varikosel.
b.     Kegagalan testikuler (Anna Glasier, 2006).

4.     Pemeriksaan Infertilitas
Pemeriksaan infertilitas harus selalu dimulai dengan pertanyaan mengenai kesehatan. Umumnya dan cara hidup mereka dan riwayat medis yang seksama harus ditanyakan dengan jelas apakah mereka telah benar-benar menjalani pernikahan secara benar, dan telah aktif dalam kehidupan seksualnya. Apabila ada masalah seksual, maka dinasehatkan untuk melakukan konseling psikoseksual dan pendidikan. Pasangan tersebut sebaiknya dirujuk ke klinik yang sesuai (Naylor, 2005).
 
5.     Syarat-syarat Pemeriksaan
Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Itu berarti kalau istri saja dapat diperiksa sedangkan suaminya tidak mau diperiksa.
Adapun syarat-syaratnya pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut :
a.     Istri yang berumur 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriskaan dapat dilakukan lebih dini apabila :
1)    Pernah mengalami keguguran berulang
2)    Mengidap kelainan endokrin
3)    Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut
4)    Pernah mengalami bedah kandungan
b.     Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang kedokter.
c.     Istri pasangan infirtil yang berumut antara 36-30tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertil kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.
d.     Pemeriksaan infirtilitas tidak dilakukan pada pasangan infirtil  yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahaya-kan kesehatan istri atau anaknya.
1)    Pemeriksaan khusus suami : semen analisa (faktor sperma)
2)    Pemeriksaan khusus istri : faktor ovarium, faktor tuba, faktor uterus, dan faktor serviks.
1.      Riwayat terdahulu
a.     Pertumbuhan badan, termasuk stigma endokrin.
b.     Penyakit TBC, endometrosis dan tumor.
c.     Operasi : trauma di daerah pelvis mis: apendikstome.
d.     Perkawinan yang lalu : fertil dan infertil.
e.     Obstetri : kehamilan, persalinan dan komplikasinya.
f.      Ginekologi : haid, keputihan
g.     Pemeriksaan infertilitas sebelumnya.
2.      Riwayat sekarang
a. Lama infertilitas
:
Pemakaian kontrasepsi dan lamanya usaha untuk hamil.
b. Kehidupan seks
:
Libido, frekuensi dan teknik coitus dan kebiasaan pasca coitus.
c. Psikosomatik
:
Umum dan khusus terhadap infertilitas (Rabet, 2003).