DEFINISI
Sembelit (Konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar.
onstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Konstipasi akut dimulai secara tiba-tiba dan tampak dengan jelas.
Konstipasi menahun (kronik), kapan mulainya tidak jelas dan menetap selama beberapa bulan atau tahun.
PATOFISIOLOGI
Kebiasaan buang air besar yang normal frekuensinya adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali. Seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila buang air besarnya kurang dari 3 kali perminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau dalam buang air besar harus mengejan secara berlebihan.
Kolon mempunyai fungsi menerima bahan buangan dari ileum, kemudian mencampur, melakukan fermentasi, dan memilah karbohidrat yang tidak diserap, serta memadatkannya menjadi tinja. Fungsi ini dilaksanakan dengan berbagai mekanisme gerakan yang sangat kompleks. Pada keadaan normal secara teratur kolon harus dikosongkan sekali dalam 24 jam. Diduga pergerakan tinja dari bagian proksimal kolon sampai ke daerah rektosigmoid terjadi beberapa kali sehari, lewat gelombang khusus yang mempunyai amplitudo tinggi dan tekanan yang berlangsung lama. Gerakan ini diduga dikontrol oleh pusat yang berada di batang otak, dan telah dilatih sejak masa anak-anak.
Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat mengalami gangguan, yaitu kesulitan atau hambatan pasase bolus di kolon atau rektum, sehingga timbul kesulitan defekasi. Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau karena kelainan psikoneurosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus oleh suatu penyakit yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, parasit, virus), kelainan organ, misalnya tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna ( gastrektomi, kolesistektomi).
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu banyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan, sehingga menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.
Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya, pada kasus hipotiroidisme atau pemakaian opium, dan bila ada obstruksi usus besar yang disebabkan oleh kelainan struktur atau karena penyakit hirschprung). Statis tinja di kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang berlebihan dan kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan memicu evakuasi. Pengosongan rektum melalui evakuasi spontan tergantung pada reflek defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan pada otot-otot rektum, serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian sakrum atau otot-otot perut dan dasar panggul. Kelainan pada relaksasi sfingter ani juga bisa menyebabkan retensi tinja.
Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya, apapun penyebabnya. Tinja yang besar dan keras di dalam rektum menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi retensi. Distensi rektum dan kolon mengurangi sensitifitas refleks defekasi dan efektivitas peristaltik. Akhirnya, cairan dari kolon proksimal dapat merembes disekitar tinja yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa. Gerakan usus yang tidak disengaja (encopresis) mungkin keliru dengan diare.
GEJALA
Penderita konstipasi memiliki tinja yang keras, yang mungkin sulit untuk dikeluarkan.
Penderita juga merasakan rektumnya belum sepenuhnya kosong.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
PENYEBAB KONSTIPASI :
Konstipasi sering disebabkan oleh berubahnya makanan atau berkurangnya aktivitas fisik.
Obat-obat yang bisa menyebabkan konstipasi adalah:
- Aluminium hidroksida (dalam antasid yang dijual bebas)
- Garam bismut
- Garam besi
- Antikolinergik
- Obat darah tinggi (anti-hipertensi)
- Golongan narkotik
- Beberapa obat penenang dan obat tidur.
Konstipasi akut kadang-kadang bisa disebabkan oleh keadaan yang serius, seperti:
- penyumbatan pada usus besar
- berkurangnya aliran darah ke usus besar
- cedera pada saraf atau urat saraf tulang belakang.
Kurangnya aktivitas fisik dan terlalu sedikitnya serat dalam makanan merupakan penyebab yang sering ditemukan pada konstipasi menahun.
Penyebab lainnya adalah:
- aktivitas kelenjar tiroid yang kurang (hipotiroid)
- kadar kalsium darah yang tinggi (hiperkalsemia)
- penyakit Parkinson
- penurunan kontraksi usus besar (kolon inaktif)
- rasa tidak enak (tidak nyaman) pada waktu buang air besar (defekasi).
Sedangkan faktor psikologis berperan pada konstipasi akut maupun konstipasi menahun.
1. Kebiasaan buang air besar (BAB) yang tidak teratur
Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan konstipasi adalah kebiasaan BAB yang tidak teratur. Refleks defekasi yang normal dihambat atau diabaikan, refleks-refleks ini terkondisi untuk menjadi semakin melemah. Ketika kebiasaan diabaikan, keinginan untuk defekasi habis.
Anak pada masa bermain bisa mengabaikan refleks-refleks ini sedangkan pada orang dewasa mengabaikannya karena tekanan waktu dan pekerjaan.
Klien yang dirawat inap bisa menekan keinginan buang air besar karena malu menggunakan pispot atau karena proses defekasi yang sangat tidak nyaman. Perubahan rutinitas dan diet juga dapat berperan dalam konstipasi. Jalan terbaik untuk menghindari konstipasi adalah membiasakan BAB yang teratur.
2. Ketidaksesuaian diet
Makanan lunak dan rendah serat yang berkurang pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak cukup untuk merangsang refleks pada proses defekasi. Makan rendah serat seperti; beras, telur dan daging segar bergerak lebih lambat di saluran cerna. Meningkatnya asupan cairan dengan makanan seperti itu meningkatkan pergerakan makanan tersebut.
3. Peningkatan stres psikologi
Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. Stres juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau iritasi colon ). Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan periode bertukar-tukarnya antara diare dan konstipasi.
4. Latihan yang tidak cukup
Pada klien yang pada waktu yang lama otot secara umum melemah, termasuk otot abdomen, diafragma, dasar pelvik, yang digunakan pada proses defekasi. Secara tidak langsung kurangnya latihan dihubungkan dengan kurangnya nafsu
makan dan kemungkinan kurangnya jumlah serat, yang penting untuk merangsang refleks pada proses defekasi.
5. Penggunaan laxative yang berlebihan
Laxative sering digunakan untuk menghilangkan ketidakteraturan buang air besar. Penggunaan laxative yang berlebihan mempunyai efek yang sama dengan mengabaikan keinginan BAB – refleks pada proses defekasi yang alami dihambat. Kebiasaan pengguna laxative bahkan memerlukan dosis yang lebih besar dan kuat, sejak mereka mengalami efek yang semakin berkurang dengan penggunaan yang terus-menerus (toleransi obat).
6. Obat-obatan
Banya obat menyebabkan efek samping konstipasi. Beberapa di antaranya seperti ; morfiin, codein, sama halnya dengan obat-obatan adrenergik dan antikolinergik, melambatkan pergerakan dari colon melalui kerja mereka pada sistem syaraf pusat. Kemudian, menyebabkan konstipasi yang lainnya seperti: zat besi, mempunyai efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang.
7. Umur
Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua turut berperan menyebabkan konstipasi.
8. Proses penyakit
Beberapa penyakit pada usus dapat menyebabkan konstipasi, beberapa di antaranya obstruksi usus, nyeri ketika defekasi berhubungan dengan hemorhoid, yang membuat orang menghindari defekasi; paralisis, yang menghambat kemampuan klien untuk buang air besar; terjadinya peradangan pelvik yang menghasilkan paralisis atau atoni pada usus.
Konstipasi bisa jadi beresiko pada klien, regangan ketika BAB dapat menyebabkan stres pada abdomen atau luka pada perineum (post operasi). Ruptur merusak mereka jika tekanan cukup besar. Ditambah lagi peregangan sering bersamaan dengan tertahannya napas. Gerakan ini dapat menciptakan masalah yagn serius pada orang dengan sakit jantung, trauma otak, atau penyakit pada pernapasan. Tertahannya napas meningkatkan tekanan intratorakal dan intrakranial. Pada beberapa tingkatan, tingkatan ini dapat dikurangi jika seseorang mengeluarkan napas melalui mulut ketika regangan terjadi. Bagaimanapun, menghindari regangan merupakan pencegahan yang terbaik.
AKIBAT KONSTIPASI
Sebagaimana diketahui, fungsi kolon di antaranya melakukan absorpsi cairan elektrolit, zat-zat organik misalnya glukose dan air, hal ini berjalan terus sampai di kolon descendens. Pada seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus berlangsung, maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras. Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi, sehingga dapat menimbulkan haemorrhoid.
Sisa-sisa protein di dalam makanan biasanya dipecahkan di dalam kolon dalam bentuk indol, skatol, fenol, kresol dan hydrogen sulfide. Sehingga akan memberikan bau yang khas pada tinja. Pada konstipasi juga akan terjadi absorpsi zat-zat tersebut terutama indol dan skatol, sehingga akan terjadi intestinal toksemia. Bila terjadi intestinal toksemia maka berbahaya pada penderita dengan sirosis hepatis . Pada kolon stasis dan adanya pemecahan urea oleh bakteri mungkin akan mempercepat timbulnya “ hepatik encepalopati” pada penderita sirosis hepatis.
PENGOBATAN
Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati.
Jika tidak ditemukan penyakit lain sebagai penyebabnya, pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat dan penggunaan obat-obatan yang sesuai untuk sementara waktu.
Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik.
Supaya bisa bekerja dengan baik, serat harus dikonsumsi bersamaan dengan sejumlah besar cairan.
Perbanyak Serat
Bicara soal solusi mengatasi konstipasi, mulailah dengan mengubah pola makan.
“Konsumsilah sayuran dan buah-buahan, pada pagi. Juga, antara pagi dengan siang, siang dan malam,“ saran dr. Ari.
Mengapa buah dan sayur menjadi begitu penting? Sebab kandungan seratnya tinggi, dan manusia butuh asupan 25 gram serat per hari.
Sayangnya, tingkat pemenuhan kebutuhan serat di Indonesia masih rendah. “Baru setengah dari yang seharusnya.“
Minumlah yang cukup dan imbangi dengan olahraga. “Hindari makanan berlemak,“ ucapnya.
BAB Butuh Waktu Lama
Konstipasi atau lebih dikenal dengan nama sembelit adalah gangguan yang terdapat pada sistem pencernaan. Dokter Ari menjelaskan, “Konstipasi adalah sebuah keadaan di mana frekuensi BAB terjadi kurang dari 3 kali dalam satu minggu. Jadi, jika seseorang BAB 2 kali dalam seminggu, ini sudah termasuk konstipasi.“
Selain itu, konstipasi juga bisa ditenggarai dari bentuk kotoran. “Bentuknya keras, seperti kotoran kambing atau kombinasi di mana saat orang tersebut harus menunggu lama atau mengedan berlebihan ketika BAB.“
BAB pun dirasa tidak tuntas dan butuh waktu lebih lama untuk melakukannya.
Fakta menarik lainnya soal konstipasi adalah dibanding dengan laki-laki, perempuan lebih banyak mengalami konstipasi. Hal ini dipengaruhi oleh karakter organ pencernaannya, kurang bergerak, hingga obat.
Faktor Fungsional & Organik
Sebenarnya, apa penyebab konstipasi? dr. Ari menguraikan bahwa terdapat 2 faktor besar yang mempengaruhi terjadinya konstipasi.
Pertama, faktor fungsional (dikenal juga dengan istilah Irritable Bowel Syndrom atau IBS). Seperti, gaya hidup dan pola makan. Misalnya bagi mereka yang bekerja di kantor dan sering menghabiskan waktu dengan duduk dan kurang bergerak. “Lakukan aktivitas dengan bergerak,“ tambahnya.
Pola makan di mana jarang sekali mendapat asupan berserat pun, bisa terserang konstipasi. Begitu pula, jika sering sekali mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.
“Kurang minum air juga bisa. Seharusnya, kan, dalam 24 jam, meminum 8-10 gelas air.“ Kondisi ini, menurut dr. Ari, bisa memicu konstipasi.
Stres yang terjadi karena beban pikiran pun bisa mengakibatkan konstipasi.
Kedua, faktor organik yang terjadi karena kelainan pada sel syaraf pada permukaan usus, tempat di mana proses BAB terjadi.
Atasi Segera
Jika Anda mengalami gejala-gejala konstipasi, ada baiknya langsung memeriksakan diri kepada dokter ahli.
Pasalnya, hanya dengan peneropongan kolonskopi dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi ususnya.
“Apakah memang ada sumbatan, polip, kanker, atau tumor sehingga terjadi konstipasi? Pasien yang mengalami konstipasi, 10 persen disebabkan oleh adanya tumor,“ urai dr. Ari.
Konstipasi juga bisa merambat ke penyakit lain (komplikasi). Sebut saja ambeien (hemmoroid ) atau luka pada usus.
Untuk mengatasinya, segera memperbanyak konsumsi serat dan juga probiotik.
Dua hal ini bisa membantu melancarkan sistem pencernaan, termasuk konstipasi. Misalnya dari buah-buahan atau konsumsi yogurt.
-Konsumsi Probiotik
Probiotik sering disebut sebagai salah satu solusi untuk memperlancar BAB.
Ia mengandung mikroorganisme hidup yang bekerja meningkatkan kesehatan dengan cara menjaga juga memperbaiki keseimbangan flora yang terdapat dalam usus.
“Probiotik dan prebiotik mempunyai peran untuk membantu proses fermentasi di kolon. Pada proses ini, dihasilkan zat-zat yang diperlukan usus, pergerakan usus pun lebih normal, mengurangi kuman patogen. Jadi, secara umum, bisa diterima kalau probiotik dibutuhkan tubuh apalagi sistem pencernaan,“ urai dr. Ari panjang lebar.
Si Bakteri baik ini sudah secara alami berada di usus manusia. Dengan gaya hidup modern seperti konsumsi fast food , merokok, dan stres, mengakibatkan berkurangnya jumlah bakteri baik sehingga perlu asupan tambahan berupa yogurt.
Di Indonesia, probiotik dianggap sudah berkembang lebih luas. Dan, bisa didapatkan lewat aneka produk yang dijual di pasaran seperti yogurt.
-Yogurt Probiotik
Dengan banyak pilihan yogurt yang ada di pasaran, pastikan memilih yang benar-benar yogurt.
Cirinya antara lain: mengandung bakteri hidup, umur produk yang relatif pendek (30-35 hari). Bisa juga dengan memilih yogurt yang mempunyai bakteri eksklusif yang berguna untuk menjaga dan mempertahankan fungsi saluran cerna.
OBAT-OBAT PENCAHAR
Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi.
Beberapa obat aman digunakan dalam jangka waktu lama, obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali.
Beberapa obat digunakan untuk mencegah konstipasi, obat lainnya digunakan untuk mengobati konstipasi.
Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah:
Bulking Agents
Pelunak Tinja
Minyak Mineral
Bahan-bahan Osmotik
Pencahar Perangsang.
Bulking Agents.
Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur.
Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil.
Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar.
Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.
Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.
Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
Minyak Mineral.
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru.
Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.
Bahan Osmotik.
Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.
Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi.
Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal.
Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan.
Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
Pencahar Perangsang.
Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut.
Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).
PENCEGAHAN
Pencegahan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga yang teratur dan makanan kaya serat.
Obat
CONSTIPEN
DULCOLACTOL
DUPHALAC
LACTULAX
LAKTOBION
LANTULOS SYRUP
LAXACOD
LAXADILAC
LAXADINE
LAXAMEX
MELAXAN
OPILAX
PRALAX
SOLAC
STOLAX
VILIRON