A. PENGERTIAN KEHAMILAN SUNGSANG
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri,
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau
simfisis (Manuaba,1998)
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2-3% bervariasi di berbagai
tempat. Sekalipun kejadian kecil, tetap mempunyai penyulit yang besar dengan
angka kematian sekitar 20-30% (Prawirohardjo, 2002).
Pada letak kepala, kepala yang merupakan
bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan pesalinan letak sungsang
justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir. Persalinan
kepala pada letak sungsang tidak mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan
tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyatai waktu
8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan
tidak mempunyai mekanisme maulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar
(Manuaba, 1998).
B. BENTUK-BENTUK LETAK SUNGSANG
Menurut Manuaba
(1998) mengatakan,
berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki
dapat ditentukan bentuk letak sungsang sebagai berikut :
1. Letak Bokong Murni
a. Teraba bokong
b.
Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
c. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
2.
Letak Bokong Kaki Sempurna
a.
Teraba bokong
b.
Kedua kaki berada di samping bokong
3.
Letak Bokong Tak Sempurna
a.
Teraba bokong
b.
Disamping bokong teraba satu kaki
4.
Letak Kaki
a.
Bila bagian terendah teraba salah
satu dan atau kedua kaki atau lutut
b.
Dapat dibedakan letak kaki bila
kaki terendah ; letak bila lutut terendah
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan
pemeriksaan ultrasonografi.
1. Letak Bokong Murni: Flexi pada
paha, extensi pada lutut, ini merupakan jenis yang tersering dan meliputi
hampir 2/3 presentasi bokong.
2.
Letak Bokong Kaki Sempurna: Flexi
pada paha dan lutut (Frant Greech).
3. Letak Bokong Tak Sempurna / lutut:
Satu atau dua kaki dengan ekstensi pada kaki merupakan bagian terendah (Fn
Complek Breech).
C.
ETIOLOGI
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi
prematuritas, air ketuban yang berlebihan, kehamilan
ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma, hydrocepalus
dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada presentasi
bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong
menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok
untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di
fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi
bokong (Harry oxorn, 1996 )
Penyebab
letak sungsang dapat berasal dari
1.
Faktor Ibu
a.
Keadaan rahim
1)
Rahim arkuatus
2)
Septum pada rahim
3)
Uterus dupleks
4)
Mioma bersama kehamilan
b.
Keadaan plasenta
1)
Plasenta letak rendah
2)
Plasenta previa
c.
Keadaan jalan lahir
1)
Kesempitan panggul
2)
Deformitas tulang panggul
3)
Terdapat tumor menjalani jalan
lahir dan perputaran ke posisi kepala
2.
Faktor janin
Pada
janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1)
Tali pusat pendek atau lilitan tali
pusat
2)
Hedrosefalus atau anesefalus
3)
Kehamilan kembar
4)
Hidroamnion atau aligohidromion
5)
Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih
luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin
merupakan bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya
berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki
janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin
berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
D.
MEKANISME PERSALINAN LETAK SUNGSANG
FISIOLOGIS
Menurut Manuaba (1998), Mekanisme persalinan letak sungsang
berlangsung sebagai berikut :
a)
Persalinan bokong
b)
Persalinan bahu
c)
Persalinan kepala
Bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau
miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putaran paksi dalam sehingga
trochanter depan berada di bawah simfisis. Dengan trochanter depan sebagai hipomoklion
akan lahir trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir untuk
melakukan putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simfisis.
Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan
tangan belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki
jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan putaran paksi dalam
sehingga suboksiput berada di bawah simfisis. Suboksiput menjadi hipomuklion,
berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit,
setelah bokong lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan / kematian
bayi ( Manuaba, 1998).
E.
DIAGNOSA KEDUDUKAN
1.
Pemeriksaan abdominal
a.
Letaknya adalah memanjang.
b. Di atas panggul terasa massa lunak
mengalir dan tidak terasa seperti kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi
bokong murni otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang dibawahnya,
memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan
diagnostic.
c. Punggung ada di sebelah kanan dekat
dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis
tengah dan di belakang.
d. Kepala berada di fundus uteri.
Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala
lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat
dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang
dapat dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
e. Tonjolan kepala tidak ada bokong
tidak dapat dipantulkan
2.
Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau
di atas umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum
Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas
perut ibu kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3.
Pemeriksaan vaginal
a.
Bagian terendah teraba tinggi
b.
Tidak teraba kepala yang keras,
rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan
negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.
c.
Bagian terendahnya teraba lunak dan
ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat
dikelirukan dengan muka.
d.
Kadang-kadang pada presentasi
bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia
dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
e.
Sakrum ada di kuadran kanan depan
panggul dan diameter gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.
4.
Pemeriksaan Sinar X
Sinar X
menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula
kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.
F. PENATALAKSANAAN KEHAMILAN SUNGSANG
1) Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a) Memberitahu ibu bahwa kehamilannya letak sungsang
b) Menganjurkan ibu untuk menungging atau seperti
posisi sujud sesering mungkin selama 10 menit agar dapat merubah posisi janin
c) Memberi dukungan pada ibu agar tidak cemas
2) Menganjurkan ibu untuk breast care dan ajarkan
caranya
a)
Memberitahu ibu untuk selalu membersihkan payudaranya setiap hari
b)
Mengajarkan cara-cara breast care yang benar pada ibu
3) Memberi terapi Fe 1X1 tablet/hari, kalsium laktat
3X1 tablet/hari
a) Beri ibu
tablet Fe 1X1/hari
b) Beri Ibu
kalium laktak 3X1/hari
4) Mengajarkan pada ibu tentang teknik senam hamil untuk
kehamilan sungsang dan menganjurkan melaksanakannya dirumah
a)
Mengajarkan gerakan senam hamil pada ibu
b)
Mengajarkan kneeces position pada ibu
c) Menyarankan ibu untuk sering
berlatih jongkok agar janin lekas turun ke
PAP
d)
Menyarankan ibu untuk melakukan
pekerjaan rumah yang banyak menggunakan posisi seperti jongkok
e) Menganjurkan ibu untuk
melakukannya di rumah
5) Menganjurkan pada ibu untuk diit
karbohidrat pada trimester III
a) Anjurkan
ibu untuk mengurangi porsi nasi
b) Jelaskan
makanan-makanan yang baik bagi kehamilan ibu
c) Anjurkan ibu untuk makan banyak
sayur dan buah-buahan
6) Anjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan
a) Anjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada
malam hari dan 30 menit pada siang hari
b) Anjurkan
ibu mengurangi aktifitas-aktifitas berat
7) Beri informasi tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan, tanda-tanda dan persiapan pesalinan.
a) Beri tahu ibu tand-tanda bahaya
kehamilan seperti perdarahan dan KPD.
b) Beri tahu ibu tanda-tanda
persalinan seperti his yang semakin kuat, ada
keinginan ingin meneran, ibu mengeluarkanlendir
bercampur darah.
c)
Beri tahu ibu Persiapan-persiapan
yang harus dilakukan sebelum bersalin
juga dengan keuangan ibu.
8) Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
segera jika ada keluhan
a) Anjurkan
ibu segera dating jika ada keluhan.
b) Pada
saat konsultasi ingatkan ibu untuk dating kembali memeriksakan
kandungannya.
MEKANISME PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN PER VAGINAM
- Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi sungsang dengan persalinan pada presentasi belakang kepala.
- Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan selanjutnya dan umumnya tanpa kesulitan.
- Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan persalinan kepala secara spontan. Dengan demikian maka pertolongan persalinan sungsang pervaginam memerlukan keterampilan khusus dari penolong persalinan.
- Engagemen dan desensus bokong terjadi melalui masuknya diameter bitrochanteric bokong melalui diameter oblique panggul.
- Panggul anterior anak umumnya mengalami desensus lebih cepat dibandingkan panggul posterior.
- Pada saat bertemu dengan tahanan jalan lahir terjadi putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti dengan pemutaran panggul anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric menempati diameter antero-posterior pintu bawah panggul.
- Setelah putar paksi dalam, desensus bokong terus berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh bokong dan panggul anterior terlihat pada vulva.
- Melalui gerakan laterofleksi tubuh janin, panggul posterior lahir melalui perineum.
- Tubuh anak menjadi lurus ( laterofleksi berakhir ) sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis. Tungkai dan kaki dapat lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.
- Setelah bokong lahir, terjadi putar paksi luar bokong sehingga punggung berputar keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa saat itu diameter bisacromial bahu sedang melewati diameter oblique pintu atas panggul.
- Bahu selanjutnya mengalami desensus dan mengalami putar paksi dalam sehingga diameter bis-acromial berada pada diameter antero-posterior jalan lahir.
- Segera setelah bahu, kepala anak yang umumnya dalam keadaan fleksi maksimum masuk panggul melalui diameter oblique dan kemudian dengan cara yang sama mengalami putar paksi dalam sehingga bagian tengkuk janin berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala anak lahir melalui gerakan fleksi.
- Engagemen bokong dapat terjadi pada diameter tranversal panggul dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme persalinan pada posisi tranversal ini sama dengan yang sudah diuraikan diatas, perbedaan terletak pada jauhnya putar paksi dalam ( dalam keadaan ini putar paksi dalam berlangsung sejauh 900 ).
- Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian rupa sehingga punggung anak berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini sedapat mungkin dicegah oleh karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan dagu di belakang selain itu dengan arah pemutaran seperti itu kemungkinan terjadinya hiperekstensi kepala anak juga sangat besar dan ini akan memberi kemungkinan terjadinya “after coming head” yang amat besar.
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
- Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum ibu.
- Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan persalinan.
- Persiapan tenaga penolong persalinan – asisten penolong persalinan - dokter anak dan ahli anaesthesi.
- Fase lambat pertama:
- Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
- Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
- Fase cepat:
- Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
- Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta terganggu.
- Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
- Fase lambat kedua:
- Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
- Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT )
- Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5 cm.
- Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
- Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
- Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
- Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
- Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
- Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
- Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
- Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan BrachtPrognosis
- Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.
- Prognosa lebih buruk oleh karena:
- Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head”.
- Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Sebab kematian anak:
- Talipusat terjepit saat fase cepat.
- Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.
- Trauma collumna vertebralis.
- Prolapsus talipusat.
EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM= manual aid
Terdiri dari 3 tahapan :
- Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).
- Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
- Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang pervaginam
- Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha (gambar 3) .
- Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
- Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:
- Lovset.
- Klasik.
- Müller.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).
Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :
- Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
- Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Tehnik :
Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.
Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
- Tehnik sederhana.
- Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
- Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK
- Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.
- Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
- Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Tehnik :
Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
- Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
- Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari lain didepan dada.
- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2
Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi
3. Persalinan bahu dengan cara MüELLER
- Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
- Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:
- Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.
- Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
- Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada gambar 10)
Melahirkan LENGAN MENUNJUK
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
- Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
- Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
- Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan
Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)
Gambar 14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka : Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala.
Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan spontan pervaginam.
Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit
Bila
terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan
sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk
memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang
menjungkit. PERSALINAN KEPALA
~ After Coming Head
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
- Cara MOURICEAU
- Cara PRAGUE TERBALIK
Gambar 16 Tehnik Mouriceau
Dengan
tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari
tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis
diletakkan pada fosa canina.- Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
- Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
- Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
- Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap simfisis.
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik
EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
- Ekstraksi bokong
- Ekstraksi kaki
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
- Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan 19)
- Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
- Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
- Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia.
- Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
- Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
- Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun keluar dari vagina (gambar 23)
Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong sampai fosa poplitea
| |
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin |
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang (maneuver Pinard)
- Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir
- Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir
3. Kemudian
dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan
trochanter belakang
sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.
4. Setelah
bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi
curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan
serta kepala seperti yang sudah dijelaskan.
Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan terlihat .
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan lengan belakang.
KOMPLIKASI PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
Komplikasi ibu
- Perdarahan
- Trauma jalan lahir
- Infeksi
- Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
- Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
- Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
- Panggul sempit
- Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
- Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
- Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
- Fraktura tulang kepala
- Fraktura humerus
- Fraktura klavikula
- Fraktura femur
- Dislokasi bahu
- Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.
PERSALIANAN SUNGSANG REAL
Sumber Bacaan :
- American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number 265, December 2001.
- Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
- Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
- Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
- Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
- Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977