Selasa, 26 Oktober 2010

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan yang berjudul “Dengue hemorrhagic fever di Ruang Kenari RS. Sari Mulia”.
Dalam pembuatan karya tulis ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Dr. Soedarto WW, Sp.OG selaku direktur RS. Sari mulia yang telah memberikan fasilitas dan sarana praktik lapangan diruang kenari RS. Sari mulia Banjarmasin.
2. Merry Sinta Uli, S.kep.Ners selaku Clinical Intructure (CI) yang telah membantu dan memberi bimbingan selama kami praktik di Ruang Kenari RS. Sari Mulia
3. Ika avrilina H. S.S.T dan Ika Mardiatul selaku Clinical Teacher (CT) yang telah membantu dan memberi bimbingan selama kami praktik di RS. Sari Mulia
4. Kakak Peni, Yani, Helda, Rudi, Gajali, Fandi, Hairiah, yang telah membantu dan membimbing kami selama praktik di Ruang Kenari RS. Sari Mulia
5. Keluarga klien yang telah memberi segala informasi yang diperlukan dalam pembuatan laporan ini.
Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang sudah membantu kami dalam pembuatan laporan ini, baik yang terlibat maupun yang memberikan saran-sarannya, kami sangat berterima kasih. Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai penyempurnaan dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Banjarmasin, 6 Januari 2010


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………. 2
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………… 3
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… 4
DAFTAR ISI…………………………………………………………… 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………… 6
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 7
C. Tujuan…………………………………………………………. 7
1. Umum……………………………………………………….. 7
2. Khusus………………………………………………………. 7
D. Manfaat…………………………………………....................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ……………………………………………………… 9
B. Etiologi…………………………………………………………. 9
C. Patofisiologi………………………………………...................... 10
D. Tanda dan Gejala……………………………………………….. 10
E. Komplikasi……………………………………………………… 12
F. Klasifikasi.............................……………………………………. 12
G. Dampak….……………………………………………………… 12
H. Pemerikasaan penunjang………………………………………... 14
I. Penatalaksanaan Medis…………………………………………. 15
J. Rencana Asuhan Kebidanan…………………………………. 17


BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 22
B. Saran……………………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 23






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam Dengue ini tercatat pertama kali menjadi endemi pada tahun 1779-1780 di Asia, Afrika dan Amerika Utara dan terjadi secara hampir bersamaan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah sangat luas sejak lebih dari 200 tahun lalu dan merupakan penyakit yang cukup membahayakan. Saat inipun penyakit ini masih merupakan masalah serius di bidang kesehatan umumnya di daerah tropis dan subtropis dengan tingkat ekonomi dan kesehatan yang rendah.
Demam Dengue atau Dengue Fever (DF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Penyakit ini tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia melainkan melalui perantaraan melalui gigitan nyamuk. Spesies nyamuk yang menjadi vektor perantara penyakit ini utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina
DF merupakan bentuk paling ringan dari bentuk berikutnya yaitu Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah.
Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis. Kejadian penyakit DBD semakin tahun semakin meningkat dengan manifestasi klinisyang berbeda mulai dari yang ringan sampai berat. Manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yang dikenal dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).
Untuk menegakkan diagnosa infeksi virus Dengue diperlukan dua kriteria yaitu kriteria klinik dan kriteria laboratorium (WHO, 1997). Pengembangan tehnologi laboratorium untuk mendiagnosa infeksi virus Dengue terus berlanjut hingga sensitivitas dan spesifitasnya menjadi lebih bagus dengan waktu yang cepat pula. Ada 4 jenis pemeriksaan laboratorium yang digunakan yaitu : uji serologi, isolasi virus, deteksi antigen dan deteksi RNA/DNA menggunakan tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR). (Mariyam, 1999).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah pada laporan kasus ini adalah ”bagaimanakah asuhan keperawatan pada An.A dengan DHF diruang Kenari RS. Sari Mulia Banjarmasin”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan An.A dengan DHF diruang Kenari RS. Sari Mulia Banjarmasin.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana Pengkajian Keperawatan pada An.A dengan DHF
b. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa keperawatan pada An.A dengan DHF
c. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan keperawatan yang akan dilakukan pada An.A dengan DHF
d. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada An.A dengan DHF
e. Untuk Mengetahui bagaimana evaluasi Asuhan Keperawatan pada anak dengan DHF


D.Manfaat
1. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan DHF
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan penanganan DHF dalam praktik keperawatan.
























BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Pengertian

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina), terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan sering kali menyebabkan kematian bagi penderita (Effendy, Skp, 1995:1) Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, terutama menyerang anak remaja dan dewasa dengan gejala utama demam manifestasi perdarahan, nyeri otot dan sendi dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang menyebabkan kematian.

B.Etiologi

Virus dengue serotif yang ditularkan melalui vektor nyamuk aedes aegepty, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis, dan beberapa jenis lain. Merupakan vektor yang kurang berperan. Vektor-vekror ini biasa bersarang dibejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lain. Hal ini berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat dimana masyarakat mempunyai kebiasaan menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari, sanitasi lingkungan yang kurang baik, penyediaan air bersih yang langka.





C.Patofisiologi

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, klien akan mengalami keluhan dan gejala virema seperti demam, sakit kepala,mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hipereremia ditenggorokan, timbul ruam dan kelainan yang mungkin tejadi pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati ( hepatomegali ), pembesaran limpa ( splenomegali ), alkalosis respiratorik, trombositopenia, vaskulitis, dan reaksi imunologik.
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

D. Tanda dan gejala
a. Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang amat ringan ( silent dengue infection ) hingga yang sedang seperti DHF, sampai ke DHF dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi lonjatan yang berakibat fatal. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.

b. Nyeri dibagian otot terutama dirasakan bila otot perut dan tendon ditekan. Sekitar mata
mungkin ditemukan pembengkakan, otot mata terasa sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, lakrimasi dan fotofobia.
c. Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta perdarahan lain ( seperti epistaksis, hematuria, dan melena ). Gejala perdarahan seperti terjadi pada hari ke 3 atau
ke 5.
d. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan, serta keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, tak nafsu makan ( anoreksia ), diare dn kontsipasi.
e. Eksantem yang klasik ditemkan dalam 2 fase, mual-mual pada awal demam ( initial rash) terlihat pada muka dan dada, berlangsung selama beberapa jam dan biasanya tidak diperhatikan oleh klien. Mulai antara hari ke 3-6, mula-mula berbentuk makula-makula besar yang bersatu dan mencuat kembali, serta timbul bercak-bercak petekie pada dasarnya. Terlihat pada lengan dan kaki.
f. Pada sebagian besar klien ditemukan kurva suhu yang bifalk ( sadle back fever ). Nadi mula-mula cepat dan dapat menjadi normal atau lebi lambat pada hari ke 4 dan ke 5. bradikardi dapat menetap untuk beberapa hari dalam masa penyembuhan.
g. Lidah sering kotor dan kadang klien susah buang air besar.
h. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
i. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
j. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati..
k. Pembengkakan sekitar mata.
l. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
m.Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).



E. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.

F. Klasifikasi
a. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit
seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system
sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan
penderita gelisah.
d. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi
renjatan
yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

G.Dampak
. Dampak terhadap KDM
a. Gangguan keseimbangan suhu tubuh : hypertemia
Disebabkan invasi virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit
Disebabkan masuknya virus dengue yang dapat meningkatkan metabolism tubuh yang
timbul panas dan sebagai kompensasi tubuh akan terjadi evavorasi tubuh
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL
Disebabkan masuknya virus dengue merangsang antigen antibodi untuk meningkatkan
metabolisme tubuh
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Akibat adanya respon peningkatan suhu tubuh yang merangsang medula vomitting center
sehingga menimbulkan mual dan muntah
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Disebabkan karena adanya stimulus demam yang tinggi akan merangsang susunan saraf
otonom.
f. Gangguan rasa aman cemas
Karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit dan proses pengobatan yang
merupakan klien sehingga klien menjadi cemas
g. Potensial terjadi perdarahan
Adanya komplek virus antibodi dalam sirkulasi darah menyebabkan trombosit kehilangan
fungsi agregasi dan mengalami metamorfosis yang dimusnahkan oleh sistem
retikuloendotel sehinga akan terajadi trombositopenia.
h. Dampak terhadap sistem tubuh
1). Sistem pernafasan
Pada pernafasan biasanya ditemukan keluhan yaitu batuk, pilek dan sakit waktu menelan
2). Sistem kardiovaskuler
pada sistem ini biasanya ditemukan nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (
hipotensi, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari, canosis daerah perifer,
perdarahan ( uji torniquet + ), trombositopenia, hematokrit lebih kurang 20%.
3). Sistem gastrointestinal
Pada sistem ini biasanya ditemukan mual, muntah perdarahan pada gusi, anoreksia,
diare, konstipasi,hematosis, melena, hepatomegali, splenomegali, dan nyeri ulu hati.
4). Sistem peryarafaran
Pada sistem ini biasanya ditemukan nyeri atau sakit kepala ( pusing )
5). Sistem perkemihan
Pada sistem ini biasanya ditemukan adanya hematuri dan albuminuria.
6). Sistem muskuloskeletal
Pada sistem ini biasanya ditemukan adanya nyeri otot, tulang, nyeri otot dan sendi
( breakbone fever ), nyeri otot abdomen, dan pegal-pegal seluruh tubuh.
7). Sistem endokrin
Pada sistem ini biasanya ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening yang akan
kembali normal pada masa penyembuhan
8). Sistem integumen
Pada sistem ini biasanya ditemukan adanya petekie, ekimosis, hematom, kemerahan
pada kulit,
9). Sistem genetelia
Pada sistem ini tidak ditemukan kelainan.

H. Pemeriksaan penunjang
1. Patokan WHO ( 1975 )untuk menegakkan diagnosa DHF adalah :
a. Demam tinggi dan terus menerus selama 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan, termaksuk setidak-tidaknya uji torniquet positif dan salah satu
bentuk lain ( petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi )
c. Pembesaran hati
d. Renjatan yang ditandai nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun ( tekana sistolik
menjadi 80 mmHg dan diastolik 20 mmHg atau kurang ) disertai kulit yang eraba dingin
dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah, timbul sianosis
disekitar mulut.

2. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %
3) HT meningkat lebih 20 %
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5) Protein darah rendah
6) Ureum PH bisa meningkat
7) NA dan CL rendah
3. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)

I. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan
intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter,
korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.
Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
a. Motorik kasar
1) Loncat tali
2) Badminton
3) Memukul
4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan
irama dan kehalusan.
b. Motorik halus
1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
c. Kognitif
1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
d. Bahasa
1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
2).Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata
penghubung dan kata depan
3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
e. Dampak hospitalisasi
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress
dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga
terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Penyebab anak stress meliputi ;
a. Psikososial
Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran
b. Fisiologis
Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri


ASUHAN KEBIDANAAN
PADA ANAK UMUR 11 TAHUN DENGAN DHF
DIRUANG KENARI

Tanggal : 01 januari 2010
Tempat : RS.Sari Mulia
No.Reg : 021996

I.DATA SUBJEKTIFE

1.IDENTITAS
Nama anak : An. Muhamad Ali Azmi
Tanggal lahir : Kapuas, 22 Desember 1998
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 11 tahun
Alamat : Jl. Jendral sudirman no.01 Kuala Kapuas

Nama ayah : Tn. Martono
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Suku/Bangsa : dayak/Indonesia
Pekerjaan : PLN
Alamat : Jl. Jendral sudirman no.01 Kuala Kapuas

2. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan saat ini)
Pasien demam kurang lebih 5 hari, 2 hari kembung, batuk jarang, lemah, nafsu makan
sedikit, bibir kering, akral teraba dingin

3.Riwayat kesehatan anak
Ibu mengatakan anak tidak pernah menderita penyakit DHF (Dengue haemoregik fever)
sebelumnya dan dalam keluarga dari pihak suami dan ibu tidak ada yang menderita
penyakit menurun (asma,DM,hipertensi) dan tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC,hepatitis) penyakit menahun (batuk rejan)

4.Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga dari pihak suami dan ibu tidak ada yang menderita penyakit
menurun (asma,DM,hiperensi) dan tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC,hepatitis) penyakit menahun (batuk rejan)






5.Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Sebelum masuk rumah sakit Selama masuk rumah sakit
Nutrisi





Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya lebih suka jajan dari pada makan.
- Makan 1-2x/kali sehari
- Minum sampai 5-6 gelas
Nasi, lauk pauk,sayur mayur, buah, dan jajanan lain. Dirumah sakit anak Cuma makan sedikit Cuma mau minum sedikit juga
Setengah porsi saja
Istirahat


Ibu mengatakan anaknya tidak suka tidur siang
Tidur malam ± 8-9 jam Di Rumah sakit
- Tidak tidur siang
- Tidur malamnya ± 3-4 jam karena pasien merasa ingin muntah

Aktifitas



Sehari-hari anak sekolah belajar dan bermain dengan teman-temanya Anak hanya terbaring lemas ditempat tidur tidak bisa bangun, aktivitas dibantu orang tua
Eliminasi

- BAB 1x/hari konsistensi lembek dan berwarna kuning
- BAK 4-5 x/hari , warna jernih
- BAB sering kadang sampai 4x, konsistensi encer berampas, warna hitam bercampur sedikit darah
- BAK 6-7x/hari, warna kuning keruh

Personal hygiene - Mandi 2x/hari memakai sabun (pagi dan sore) gosok gigi 2x/hari, keramas 3 hari sekali, ganti baju 2x/hari
- Mandi diseka ibu dengan air hangat 2x/hari, ganti baju 1x/hari,sikat gigi 1x/hari, keramas tidak ada


6.Data psikososial
Hubungan ibu, suami dan anggota keluarga baik-baik saja. Keluarga sangat sayang terhadap
pasien dan keluarga menginginkan pasien lekas sembuh dari penyakitnya. Respon pasien
terhadap tenaga kesehatan sangat kooperatif .




II.DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Agak lemah
Kesadaran : Compos mentis
TB : 137 cm
BB sebelum sakit : 33 kg
BB selama sakit : 30 kg
b. Tanda-tanda vital
TD : - Nadi : 140 x/menit
S : 38,5 °C RR : 20 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Keadaan rambut bersih, rambut berwarna kecoklatan, tidak ada luka atau bekas
luka, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada odem.
Muka : Keadaan muka bersih, agak pucat, bentuk simetris, tidak ada odem.
Mata : Bentuk simetris, bersih, konjungtiva anemis, seclera tidak ikterik
Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada nyeri tekan.
Mulut : Bibir agak kering, bentuk simetris, warna bibir agak pucat.
Telinga : Bentuk simetris, bersih tidak ada pengeluaran cairan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada : Bentuk simetris, bersih, tidak ada tarikan nafas intercosta, tidak ada
pembesaran mamae
Abdomen : Bersih, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Punggung : Bersih, bentuk datar tidak lordosis, kifosis dan skeliosis
Genetalia : Bentuk simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada kelainan
Anus : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid
Ekstremitas: Kedua kaki dan tangan lengkap, simetris, tidak ada polidaktili dan dan
sindaktili, bersih,kedua kaki dan tangan lemas

3. Data Tumbuh Kembang
a) Adaptasi social
Anak adalah anak yang periang sehingga banyak sekali yang menyayanginya, meski sakit
tidak terlihat rewel, bersikap kooperatif terhadap orang yang belum dikenal.
b) Bahasa
Dapat bicara secara jelas dan benar meski dengan suara yang pelan, mengerti dan
memahami pertanyaan yang diberikan.
c) Motorik halus
Sesuai perkembangan yakni jika diberi sesuatu atau diajari permainan akan terangsang
untuk mencoba dan mengatasi.
d) Motorik kasar
Kurang dapat berjalan dan hanya tidur ditempat tidur.


4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
a. Tanggal 30 Desember 2009
Trombosit : 134.000 / mm

b. Tanggal 31 Desember 2009
Leukosit : 1.700 / mm
Trombosit : 136.000 / mm

c. Tanggal 1 Januari 2010
Leukosit : 1.700 / mm
Trombosit : 90.000 / mm

d. Tanggal 2 Januari 2010
Leukosit : 1.600 / mm
Trombosit : 55.000 / mm

e. Tanggal 3 Januari 2010
Jam 00.50
HB : 12,5 gr %
Hematokrit : 38,1 %
Trombosit : 33.000 / mm
Jam 09.33
HB : 11,9 gr %
Hematokrit : 37,3 %
Trombosit : 42.000 / mm

f. Tanggal 4 Januari 2010
Leukosit : 2.600 / mm
Trombosit : 54.000 / mm

g. Tanggal 5 Januari 2010
HB : 12,2gr %
Leukosit : 2.500 / mm
Hematokrit : 37,9 %
Trombosit : 70.000 / mm







III.ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan : anak “A” umur 11 tahun dengan DHF derajat II
Masalah : Panas dirumah ± 5 hari lemah, akral terasa dingin
Kebutuhan : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi perawatan

IV. PLANNING
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit yang diderita pasien sekarang dan
keadaan pasien sekarang seperti :
Keadaan pasien yang masih lemah
TD : - Nadi : 120 x/menit
S : 39 °C RR : 19 x/menit
b. Menganjurkan untuk banyak minum minimal 8 gelas / hari untuk mencegah terjadinya
dehidrasi
c. Mengompres dengan kompres air dingin dengan menggunakan waslap yang dibasahi dengan air biasa lalu dikompres pada kening dan ketiak.
d. Memenuhi nutrisi sesuai diet dirumah sakit
- Diet lunak (bubur) tingi kalori tinggi protein porsi sedang 3x sehari
- Susu
e. Memakaikan pakaiaan yang hangat dan mudah menyeraap keringat
f. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy
Mengobservasi TTV setiap 6 jam sekali
Memasang infuse RL 24 t/mnt
Memberi injeksi Terfacef 2x1 gr
Rantin 2x25 mg
Po. Imunos F 2x1 tab
Inpepsa syr 3x1 cth
Cholescar 2x1 caps

g. Menjelaskan tentang keadaan pasien sekarang tanggal 5 januari terhadap keluarga setelah berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy
KU membaik,panas berkurang, bibir tidak kering, akral hangat.
Hasil laboratorium
HB : 12,2 gr %
Leukosit : 2.500 / mm
Hematokrit : 37,9 %
Trombosit : 70.000 10 / UL





BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktik yang kami lakukan di RS.Sari Mulia dapat ditarik kesimpulan bahwa DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina), terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan sering kali menyebabkan kematian bagi penderita.

B. SARAN
1) Bagi Petugas Kesehatan
Hendaknya dapat mengkaji lebih dalam keadaan pasien agar dapat memberikan asuhan keperawatan
2) Bagi Mahasiswa
Hendaknya dalam mengkaji keadaan pasien kita lebih memperhatikan keadaan dan kenyamanan pasien.

Dan juga dalam melakukan praktik dan memberikan pelayanan kesehatan sarana dan prasarana harus lengkap agar memudahkan tindakan dan pelayanan yang memuaskan dan jangan sampai pasien merasa tidak nyaman atas pelayanan kesehatan yang diberikan.









DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Christantie, 1995. Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGC

Jumadi Gaffar, La Ode. 1999. Pengantar keperawatan professional. Jakarta: EGC

Keliat, Annad Budi., 1994. Proses keperawatan. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar