Selasa, 23 Agustus 2011

PREEKLAMSI DAN EKLAMSI



Preeklampsia
1. Pengertian Preeklampsia.
Preeklampisa adalah penyakit dengan tanda-tanda hipetensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan. Ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa. Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda / gejala di bawah ini di temukan:
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diatas 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam : 3 atau 4 pada pemeriksaan kualitatif
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri daerah epigastrium
5. Edema paru-paru atau sianosis
(Abdul, dkk, 2006)

2. Etiologi
Dalam teori dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab peeklampsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit itu. Ada banyak faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan seringkali sudah ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. Dan sampai saat ini, apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia belum diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan (Vicky, 2006).

3. Patologi
Pre-eklampsia berhubungan dengan implantasi abnormal plasenta dan invasi dangkal trombloblastih yang diakibatkannya (Pijnenborg, 2008) mengakibatkan berkurangnya berfungsi plasenta. Arteria spiralis maternal (juga disalah-artikan sebagai arteria uterina) gagal mengalami Vasodilatasi fisiologis normalnya, aliran darah kemudian mengalami hambatan akibat pengobatan aterotik yang menyebabkan obstruksi di dalam pembuluh darah.
Patologi peningkatan tahanan dalam sirkulasi utero. Plasenta dengan gangguan aliran darah intervilosa, dan berakibat iskamia dan hipoksia yang bermanifestasi selama paruh kedua kehamilan (Ggraham et al, 2000)

4. Pembaruan Klinik
Biasanya tanda-tanda Pre-eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berkelebihan, diikuti edema, Hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif. Pada pre-eklampsia berat didapatkan sedikit kepala di daerah frontal, skotoma diplopia, penglihatan kabur, nyeri di bawah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ini sering ditemukan pada Pre-eklapsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa preeklampsia menjadi lebih umum dan proteinuria bertambah banyak (Abdul, ddk, 2006).

5. Diagnosis
Pada umumnya diagnosis Pre-eklampsia didasarkan atas adanya 2 dari trias tanda utama: Hipertensi, edema dan proteinuria. Hal ini berguna untuk kepentingan statistik, akan tetapi dapat merugikan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun dikemukakan tersendiri. Adanya sesuatu tanda harus menimbulkan kewaspadaan, apalagi oleh karena cepat tidaknya penyakit meningkat tidak dapat diramalkan, dan bila eklampsia terjadi, maka prognosis bagi ibu maupun janin menjadi jauh lebih buruk. Tiap kasus Pre-eklampsia oleh sebab itu harus ditangani dengan sungguh-sungguh.

Untuk penderita Pre-eklampsia diperlukan analgetika dan sedativa lebih banyak dalam persalinan. Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi. Bahaya pendarahan dalam otak lebih besar, sehingga syarat-syarat telah dipenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan memberikan narkosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan saraf pusat. Anastesi lokal dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu tinggi dan penderita masih somnolur karena pengaruh obat.
Ergometrin menyebabkan kontriksi pembuluh darah dan dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, pemberian Ergometrin secara rutin pada kala III tidak dianjurkan kecuali jika ada pendarahan post partum karena atonia uteri. Pemberian obat penenang diteruskan sampai 48 jam post partum, karena ada kemungkinan setelah persalinan berakhir, tekanan darah naik dan eklampsia timbul. Selanjutnya obat tersebut dikurangi secara bertahap dalam 3-4 hari (Taber, 2004).

B. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preeklampsia
Secara umum karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia adalah umur dan paritas.
1. Umur Ibu
Tinggi rendahnya umur seseorang mempengaruhi terjadinya preeklampsia (Sarwono, 2006).
2. Paritas
Pada primigravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda (Sarwono, 2006)

KOMPLIKASI PREEKLAMSI DAN EKLAMSI DALAM KEHAMILAN
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.

B. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”. Namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang ini dipakai sebagai penyebab Preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya tidak hanya satu fackor yang menyebabkan pre eklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

C. GEJALA
1). Gejala Preeklampsia
Biasanya tanda-tanda Preeklampsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada Preeklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif. Pada Preeklampsia berat
Gejala-gejalanya adalah:
1. Tekanan darah sistolik  160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik  110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus
4. Trombosit < 100.000/mm³
5. Oliguaria < 400 ml/24 jam
6. Proteunaria > 3 g/liter
7. Nyeri epigastrium
8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
9. Perdarahan retina
10. Edema pulmonum
11. Koma


2). Gejala eklampsia
Pada umumnya kejangan didahului oleh makin memburuknya Preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar.

D. KOMPLIKASI AKIBAT PREEKLAMPSIA dan EKLAMPSIA
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat
3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.
6. Edema paru-paru.
7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.
8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal
10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi.
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra – uterin.

E. PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (Preeklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya Preeklampsia kalau ada faktor-faktor predeposisi
3. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
4. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda Preeklampsia dan mengobatinya segera apabila di temukan.
5. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila setelah dirawat tanda-tanda Preeklampsia tidak juga dapat di hilangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar