HEPATOMEGALI
Anatomi Fisiologi
Hati
terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan.
Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006).
Hati
merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati
terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral
oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).
Setiap
lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang
terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena
sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang
dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price,
2006).
Sistem
biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris
membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus
biliaris di dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
- Fungsi vaskular untuk menyimpan
dan menyaring darah. Ada dua macam aliran darah pada hati, yaitu darah
portal dari usus dan darah arterial, yang keduanya akan bertemu dalam
sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan difilter oleh sel Kupffer.
- Fungsi metabolik. Hati memegang
peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin
(Guyton, 2003).
- Fungsi ekskretorik. Banyak
bahan diekskresi hati di dalam empedu, seperti bilirubin, kolesterol, asam
empedu, dan lain-lain.
- Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber albumin plasma; banyak globulin plasma, dan banyak protein yang berperan dalam hemostasis (Chandrasoma, 2006).
DEFINISI
Pembesaran Hati (Hepatomegali) adalah membesarnya hati melebihi ukurannya yang
normal.
Hepatomegali
Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh
berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba,
penimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker
hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan dari
hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri
perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam. Pengobatan pada kasus
hepatomegali ini berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
PENYEBAB
Penyebab yang sering ditemukan:
- Alkoholisme
- Hepatitits A
- Hepatitis B
- Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
- Leukemia
- Neuroblastoma
- Sindroma Reye
- Karsinoma hepatoseluler
- Penyakit Niemann-Pick
- Intoleransi fruktosa bawaan
- Penyakit penimbunan glikogen
- Tumor metastatik
- Sirosis bilier primer
- Sarkoidosis
- Kolangitis sklerotik
- Sindroma hemolitik-uremik.
TANDA DAN GEJALA
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya
hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh.
Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Hati
yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya
hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh.
Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba. Tanda
dan gejala yang lain berupa:
- Umumnya tanpa keluhan
- Pembesaran perut
- Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
- Nyeri perut hebat, mungkin karena ruptur hepar
- Ikterus
- Sering disertai kista ginjal
DIAGNOSA
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan
fisik.
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu.
Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.
Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker.
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
- rontgen perut
- CT scan perut
- tes fungsi hati
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu.
Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.
Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker.
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
- rontgen perut
- CT scan perut
- tes fungsi hati
Faktor-faktor
resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus hepatitis B
serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak serta menimbulkan
reaksi hiperplastik yang menyebapkan neoplastik hepatima yang mematikan sel-sel
hepar dan mengakibatkan pembesaran hati. Hepatomegali dapat mengakibatkan
infasi pembuluh darah yang mengakibatkan obstruksi vena hepatica sehingga
menutup vena porta yang mengakibatkan menurunnya produksi albumin dalam
darah (hipoalbumin) dan mengakibatkan tekanan osmosis meningkatkan tekanan
osmosis meningkat yang mengakibatkan cairan intra sel keluar ke ekstrasel dan
mengakibatkan udema. Menutupnya vena porta juga dapat mengakibatkan ansietas.
Hepatomegali juga dapat mengakibatkan vaskularisasi memburuk, sehingga
mengakibatkan nekrosis jaringan. Hepatomegali dapat mengakibatkan proses desak
ruang, yang mendesak paru, sehingga mengakibatkan sesak, proses desak ruang
yang melepas mediator radang yang merangsang nyeri
KOMPLIKASI
Orang
yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis), bisa menunjukkan
sedikit gejala atau gambaran dari hepatomegali. Beberapa diantaranya mungkin
juga mengalami komplikasi, yaitu:
- hipertensi portal
dengan pembesaran limpa
- asites
(pengumpulan cairan dalam rongga perut)
- gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma
hepatorenalis)
- kebingungan (gejala utama dari ensefalopati
hepatikum) atau
- kanker hati (hepatoma).
Pemeriksaan Diagnostik
Ukuran
hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan fisik. Jika
hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak,
sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu. Hati akan teraba
keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis. Benjolan
yang nyata biasanya diduga suatu kanker. Pemeriksaan lainnya yang bisa
dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
- rontgen perut
- CT scan perut
- tes fungsi hati.
Uji
|
Normal
|
Makna
klinis
|
Bilirubin serum terkonjugasi
|
0,1-0,3 mg/dl
|
Meningkat bila terjadi gangguan
ekskresi bilirubin terkonjugasi.
|
Bilirubin serum tak terkonjugasi
|
0,2-0,7 mg/dl
|
Meningkat pada hemolitik.
|
Bilirubin serum total
|
0,3-1,0 mg/dl
|
Meningkat pada penyakit
hepatoseluler.
|
Bilirubin urine
|
0
|
Mengesankan adanya obstruksi pada
sel hati
|
Urobilinogen urine
|
1,0-3,5 mg/24jam
|
Berkurang pada gangguan ekskresi
empedu, gangguan hati.
|
Enzim SGOT
|
5-35 unit/ml
|
Meningkat pada kerusakan hati.
|
Enzim SGPT
|
5-35 unit/ml
|
Meningkat pada kerusakan hati
|
Enzim LDH
|
200-450 unit/ml
|
Meningkat pada kerusakan hati
|
Fosfatase alkali
|
30-120 IU/L
|
Meningkat pada obtruksi biliaris.
|
8. Penatalaksanaan Medis
A. Terapi umum
- Istirahat
- Diet
- Medikamentosa
- Obat pertama
- Obat alternative
B. Terapi komplikasi
- Ruptur : pembedahan
- Kista terinfeksi : pasang drainase
C. Pembedahan
- Pembedahan
- Operasi pintas porto-cava
- Aspirasi cairan (bila kista besar)
- Skleroterapi (bila ada perdarahan varises)
- Transplantasi hati
9. Pengkajian Keperawatan
- Aktivitas/ Istirahat:
Letih, Lemah, Sulit Bergerak /
berjalan, kram otot perut. Tidak banyak aktivitas karena nyeri di perutnya.
- Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI,
klaudikasi, kebas, takikardi, perubahan tekanan darah
- Integritas Ego
Stress, ansietas
- Eliminasi
Perubahan pola berkemih sulit BAB,
BAK sedikit.
- Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak
mengikuti diet, penambahan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
- Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan,
kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
- Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri pada perut
kanan atas (sedang / berat)
- Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergangung adanya infeksi / tidak)
- Keamanan
Kulit kering, gatal.
10. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d proses
penyakit, imflamasi
- Gangguan pola tidur berhubungan
dengan rasa nyeri pada perut kanan atas dan punggung.
- Perubahan status nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral, mual,
status puasa/aspirasi nasogestrik
- Defisit volume cairan b/d
intake yang tidak adekuat, mual, status puasa/aspirasi nasogestrik.
- Keterbatasan mobilitas fisik
berhubungan dengan rasa nyeri pada pada perut atas dan punggung, terapi
tirah baring.
- Kurang pengetahuan pasien
terhadap penyakitnya b/d status pendidikan.
- Gangguan peran diri b/d
Penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain.
11. Rencana Asuhan Keperawatan
1.
Nyeri akut b/d proses penyakit, imflamasi
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan perawatan .. x 24
jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan menghilang dengan kriteria
hasil:
- Pasien mengatakan nyerinya hilang
- Nyeri berada pada skala 0-3
- Tekanan darah 120/80 mmHg
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri pasien
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan
kenyamanan
- Berikan aktifitas hiburan yang tepat
- Libatkan keluarga dalam askep
- Berikan obat analgetik
Rasional:
- Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga
tanda-tanda perkembangan/resolusi komplikasi
- Lingkungan yang nyaman akan membantu proses relaksasi
- Memfokuskan kembali perhatian; meningkatkan kemampuan
untuk menanggulangi nyeri.
- Keluarga akan membantu proses penyembuhan dengan
melatih pasien relaksasi.
- Memberikan penurunan nyeri
Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut kanan atas dan
punggung
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah
dilakukan perawatan selama …x 24 jam diharapkan gangguan pola tidur pasien akan
teratasi, dengan kriteria hasil:
- · Pasien mudah tidur dalam
waktu 30 – 40 menit
- · Pasien tenang dan wajah segar
- Pasien mengungkapkan dapat
beristirahat dengan cukup
Intervensi:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
- Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
- Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang
lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan
teknik relaksasi
- Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan
tidur pasien
Rasional:
- Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan
tidur/istirahat
- mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan
kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien
- Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang
lain dialami dan dirasakan pasien
- Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh
dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
- Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan
yang tepat.
Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan masukan oral, mual, status puasa/aspirasi nasogestrik
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan status nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan criteria:
- Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
- Menunjukkan tingkat energi biasanya
- Berat badan stabil atau bertambah
Intervensi:
- Tentukan program diet dan pola
makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh
pasien
- Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
- Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki yang
sesuai dengan program diit Hepatomegali.
- Berikan pengobatan secara teratur sesuai indikasi
- Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai
indikasi
Rasional:
- Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
kebutuhan terapeutik
- Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk
absorbsi dan utilisasinya)
- Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam
pencernaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang
- Pemberian obat antimual dapat mengurangi rasa
mual sehingga kebutuhan nutrisi pasien tercukupi.
- Meningkatkan rasa keterlibatannya; Memberikan informasi kepada keluarga untuk memahami nutrisi pasien
Defisit volume cairan b/d intake yang tidak adekuat, mual, status
puasa/aspirasi nasogestrik
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan perawatan selama …
x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi dengan kriteria hasil:
- TD 120/80 mmHg
- RR 16-24 x/mnt
- Nadi 60-100 x/mnt
- Turgor kulit baik
- Haluaran urin tepat secara individu
- Kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi:
- Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tanda
vital.
- Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
- Kaji suhu warna kulit dan kelembabannya
- Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan
- Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
- Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi
lambung.
- Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema,
peningkatan BB, nadi tidak teratur
- Berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
Rasional:
- hipovolemia dapat dimanisfestasikan oleh hipotensi
dan takikardi
- pernapasan yang berbau aseton berhubungan dengan
pemecahan asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus
terkoreksi
- demam dengan kulit kemerahan, kering menunjukkan dehidrasi.
- merupakan indicator dari dehidrasi
- memberi perkiraan akan cairan pengganti, fungsi ginjal,
dan program pengobatan
- mempertahankan volume sirkulasi
- kekurangan cairan dan elektrolit menimbulkan muntah
sehingga kekurangan cairan dan elektrolit.
- pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat berpotensi
menimbulkan kelebihan beban cairan
- mempercepat proses penyembuhan untuk memenuhi kebutuhan cairan
Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada pada perut atas
dan punggung, terapi tirah baring
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah
dilakukan perawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien dapat mencapai
kemampuan aktivitas yang optimal, dengan kriteria hasil:
- Pergerakan pasien bertambah luas
- Pasien dpt melaksanakan aktivitas sesuai dengan
kemampuan (duduk, berdiri, berjalan)
- Rasa nyeri berkurang
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap
sesuai dengan kemampuan
Intervensi:
- Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki
pasien.
- Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas.
- Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat
ekstrimitas bawah sesui kemampuan
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: dokter (pemberian
analgesik)
Rasional:
- mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki
pasien.
- Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat
kooperatif dalam tindakan keperawatan
- melatih otot – otot kaki sehingga berfungsi dengan baik
- Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi
- Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya b/d status pendidikan
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah
dilakukan perawatan selama …x24 jam diharapkan Pasien memperoleh informasi yang
jelas dan benar tentang penyakitnya, dengan kriteria hasil:
- · Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya
- Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh
Intervensi:
- Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang
penyakit Hepatomegali.
- Kaji latar belakang pendidikan pasien
- Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti
- Jelasakan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi
pasien dan libatkan pasien didalamnya.
- Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika
ada/memungkinkan)
Rasional:
- Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga,
perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang
diketahui pasien/keluarga
- Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan
menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai
tingkat pendidikan pasien
- Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
- Dengan penjelasan yang ada dan ikut secra langsung
dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya
berkurang
- gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang
telah diberikan.
Gangguan peran diri b/d Penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain
Tujuan
dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama … x 24 jam gangguan peran diri dapat teratasi dengan
criteria hasil:
- Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini.
- Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan tanpa beban.
Intervensi:
- Kaji kondisi umum pasien
- Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
- Komunikasikan cara-cara efektif dalam melakukan
aktifitas ringan.
- Ikut sertakann pasien dalam aktifitas sehari-hari
- Libatkan keluarga sebagai support sistem.
Rasional:
- Mengkaji keadaan umum dapat menentukan penyebab lain.
- Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri positif sesuai
tingkat aktivitas yang ditoleransi
- Membantu pasien untuk melatih kemandiriannya.
- Mengindikasikan tingkat aktifitas yang dapat
ditoleransi secara fisiologis
- Dukungan keluarga sangat penting dalam perkembangan
pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar