BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Emboli air ketuban (EAK) adalah darurat obstetri langka di mana ia
menduga bahwa cairan ketuban, sel-sel janin, rambut, atau sampah lainnya
memasuki sirkulasi ibu, menyebabkan runtuhnya kardiorespirasi. Pada tahun 1941,
Steiner dan Luschbaugh dijelaskan EAK untuk pertama kalinya setelah mereka
menemukan puing-puing janin dalam sirkulasi paru perempuan yang meninggal
selama persalinan.
Data arus dari National Registry embolus Cairan ketuban menunjukkan bahwa
proses ini lebih mirip dengan anafilaksis daripada emboli, dan sindrom
anaphylactoid jangka waktu kehamilan telah disarankan karena komponen jaringan
janin atau cairan ketuban tidak universal ditemukan pada wanita yang datang
dengan tanda dan timbul gejala EAK
Diagnosis EAK secara tradisional telah dibuat pada saat sel-sel skuamosa
otopsi ditemukan janin dalam sirkulasi paru-paru ibu, namun sel-sel skuamosa
janin yang umumnya ditemukan dalam sirkulasi bekerja pasien yang tidak
mengembangkan sindrom tersebut. Pada pasien yang sakit kritis, sampel diperoleh
dengan aspirasi dari pelabuhan distal kateter arteri paru-paru yang mengandung
sel-sel skuamosa janin dianggap sugestif dari tetapi tidak diagnostik Diagnosis
syndromEAK pada dasarnya adalah salah satu pengecualian berdasarkan presentasi
klinis. Penyebab lainnya ketidakstabilan hemodinamik tidak boleh diabaikan.
Berdasarkan fakta-fakta diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang
berjudul “emboli air ketuban”.
2. Rumusan Masalah
“Apa yang dimaksud dengan emboli
air ketuban,patofisiologis dan penanganannya”
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian emboli air ketuban?
b. Untuk mengetahui patofisiologis emboli air ketuban?
c. Untuk mengetahui etiologi
emboli air ketuban?
d. Untuk mengetahui penanganan
emboli air ketuban?
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi emboli air ketuban?
4. Manfaat
Dari makalah ini diharapkan mahasisiwa dapat
mengetahui pengertian dari emboli air ketuban serta bagaimana penanganannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Emboli Air ketuban
Menurut dr. Irsjad Bustaman, SpOG Emboli air ketuban (EAK) adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental.
Emboli air ketuban atau EAK (Amniotic fluid embolism) merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Kasusnya antara 1 : 8.000 sampai 1 : 80.000 kelahiran. Bahkan hingga tahun 1950, hanya ada 17 kasus yang pernah dilaporkan. Sesudah tahun 1950, jumlah kasus yang dilaporkan sedikit meningkat
EAK umumnya terjadi pada kasus aborsi, terutama
jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Bisa juga saat amniosentesis
(tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban melalui dinding
perut). Ibu hamil yang mengalami trauma / benturan berat juga berpeluang
terancam EAK. Namun, kasus EAK yang paling sering terjadi justru saat persalinan
atau beberapa saat setelah ibu melahirkan (postpartum).
Baik persalinan normal atau sesar tidak ada yang
dijamin 100% aman dari risiko EAK, karena pada saat proses persalinan, banyak
vena-vena yg terbuka, yang memungkinkan air ketuban masuk ke sirkulasi darah
ibu. Emboli air ketuban merupakan kasus yang berbahaya yang
dapat membawa pada kematian. Bagi yang selamat, dapat terjadi efek samping
seperti gangguan saraf.
B. Etiologi
Patofisiologi belum jelas
diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi kerusakan penghalang fisiologi
antara ibu dan janin sehingga bolus cairan amnion memasuki sirkulasi maternal
yang selanjutnya masuk kedalam sirkulasi paru dan menyebabkan :
- Kegagalan perfusi secara masif
- Bronchospasme
- Renjatan
Akhir akhir ini diduga bahwa terjadi suatu peristiwa syok anafilaktik
akibat adanya antigen janin yang masuk kedalam sirkulasi ibu dan menyebabkan
timbulnya berbagai manifestasi klinik.
C. Faktor Resiko
Emboli air ketuban dapat terjadi setiap saat dalam
kehamilan namun sebagian besar terjadi pada saat inparu (70%) , pasca
persalinan (11%) dan setelah Sectio Caesar (19%)
Faktor resiko :
1. Multipara
2. Solusio plasenta
3. IUFD
4. Partus presipitatus
5. Suction curettahge
6. Terminasi kehamilan
7. Trauma abdomen
8. Versi luar
9. Amniosentesis
D. Gambaran Klinik
Gambaran klinik umumnya terjadi secara mendadak dan
diagnosa emboli air ketuban harus pertama kali dipikirkan pada pasien hamil
yang tiba tiba mengalami kolaps.
Pasien dapat memperlihatkan beberapa gejala dan tanda
yang bervariasi, namun umumnya gejala dan tanda yang terlihat adalah segera
setelah persalinan berakhir atau menjelang akhir persalinan, pasien batuk
batuk, sesak , terengah engah dan kadang ‘cardiac arrest’
E. Diagnosis
Diagnosa pasti dibuat postmortem dan dijumpai adanya
epitel skaumosa janin dalam vaskularisasi paru.
Konfirmasi pada pasien yang berhasil selamat adalah
dengan adanya epitel skuamosa dalam bronchus atau sampel darah yang berasal
dari ventrikel kanan
Pada situasi akut tidak ada temuan klinis atau
laboratoris untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosa emboli air ketuban,
diagnosa adalah secara klinis dan per eksklusionum.
F. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan secara
agresif.
b. Terapi awal adalah memperbaiki cardiac output dan mengatasi DIC
c. Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan
catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil
d. X ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan
bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan.
e. Laboratorium : asidosis metabolik ( penurunan PaO2 dan PaCO2)
Terapi tambahan :
1.Resusitasi cairan
2.Infuse Dopamin untuk memperbaiki
cardiac output
3.Adrenalin untuk mengatasi
anafilaksis
4.Terapi DIC dengan fresh froozen
plasma
5.Terapi perdarahan pasca persalinan dengan
oksitosin
6.Segera rawat di ICU
G. Prognosis
Mortalitas perinatal kira kira 65% dan sebagian besar
yang selamat baik ibu maupun anak akan mengalami skualae neurologi yang parah.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari teori diatas dapat diketahui bahwa Baik persalinan normal atau caesar tidak ada yang
dijamin 100% aman dari risiko EAK, karena pada saat proses persalinan, banyak
vena-vena yg terbuka, yang memungkinkan air ketuban masuk ke sirkulasi darah
ibu.Oleh karena
itu pertolongan yang bersih dan aman
mutlak diperlukan dalam sebuah persalinan.
B. Saran
Diharapkan bagi mahasiswa kebidanan dan tenaga kesehatan
untuk dapat lebih memperhatikan mengenai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman dengan menerapkan tekhnik
pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya emboli air ketuban.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Clark SL, Hankins GD, Dudley DA, et al cairan. Emboli ketuban:
analisis dari registri J nasional. Am Obstet Gynecol..Apr 1995;
172 (4 Pt 1) :1158-67; diskusi 1167-9 [MEDLINE] .
2.
Clark SL, Pavlova Z, Greenspoon J, et al. Sel skuamosa dalam sirkulasi paru-paru ibu J. Am Obstet Gynecol 154. Jan 1986; (1) :104-6. [MEDLINE] .
3.
Benson MD, Kobayashi H, Silver RK, et al studi. Kekebalan dalam
cairan ketuban emboli dianggap Gynecol.
Obstet 97. Apr 2001, (4)
:510-4. [MEDLINE] .
4. Prawiharjo,sarwono.2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar