Karsinoma Nasofaring
ETIOLOGI
Sudah
hampir dapat dipastikan penyebab karsinoma nasofaring adalah virus
Epstein-Barr, karena pada semua penderita nasofaring didapatkan titer anti
virus E.B yang cukup tinggi. Titer ini lebih tinggi dari orang sehat, penderita
tumor ganas leher dan kepala lainnya, tumor organ tubuh lainnya, bahkan pada
kelainan nesofaring yang lainnya sekalipun.
Banyak
penyelidikan mengenai perangai dari virus ini dikemukakan, tetapi virus ini
bukan satu-satunya faktor, karena banyak faktor lain yang mempengaruhi
kemungkinan timbulnya tumor ini seperti letak geografis, rasial, jenis kelamin,
genetik, pekerjaan, lingkungan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi,
infeksi kuman atau parasit.
Tumor
ini lebih sering ditemukan pada laki-laki, mungkin ada hubungannya dengan
faktor genetik, kebiasaan hidup, pekerjaan dan lain-lain.(1,2)
GEJALA DAN TANDA
Gejala
karsinoma dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu :
1. Gejala Nesofaring sendiri : dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan
hidung, untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan cermat. Kalau perlu dengan
Laringoskop, sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah tumbuh atau tumor
tidak tampak karena masih terdapat di bawah mukosa (creeping tumor).
2. Gangguan pada telinga : merupakan gejala dini yang timbul karena
tempat asal tumor dekat muara Eustachius (Fosa Rosen-Muler), gangguan dapat
berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga
(otalgia). Penderita dengan gangguan ini baru kemudian disadari bahwa
penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.
3. Gejala pada mata dan syaraf : karena nasofaring berhubungan dengan rongga
tengkorak melalui beberapa lobang, maka gangguan beberapa syaraf otak dapat
terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma ini. Perjalanan melalui foramen laserum
akan mengenai syaraf otak ke III, IV, Vi dapat pula ke V, sehingga tidak jarang
gejala diplopialah yang membawa penderita lebih dahulu ke dokter mata. Neuralgia
Trigeminal merupakan gejala yang sering ditemukan ahli syaraf jika belum
terdapat keluhan lain yang berarti. Proses karsinoma yang lanjut akan mengenai
syaraf otak ke IX, X, XI dan XII jika perjalanan melalui foramen jugu lare,
yaitu suatu tempat yang relatif jauh dari nasofaring. Gangguan ini sering
disebut Syindroma Jackson. Bila sudah mengenai seluruh syaraf otak disebut
sindro unilateral. Dapat juga disertai dengan destruksi tulang tengkorak dan
bila sudah terjaadi demikian, proghosanya buruk.
4. metastase ke kelenjar leher : dalam bentuk benjolan di leher yang mendorong
penderita untuk berobat, karena sebelumnya tidak terdapat keluhan lain. Suatu
kelainan nasofaring yang disebut hiperplastik nasofaring atau LHN telah
diteliti di China yaitu tiga bentuk yang mencurigakan pada nasofaring, seperti
pada pembesaran adenoid pada orang dewasa, pembesaran nodul dan mukosistis
berat pada daerah nasofaring. Kelainan ini bila diikuti bertahun-tahun kemudian
akan menjadi karsinoma nasofaring.
KLASIFIKASI
Telah
disetujui oleh WHO bahwa hanya ada 3 bentuk karsinoma (epidermoid) pada
nasofaring, yaitu :
1. Karsinoma sel squamosa berkeratinisasi :
terdapat jembatan interseluler dan karatin.
2. Karsinoma tidak berkeratinisasi : pada
pemeriksaan dengan mikroskop cahaya terdapat tanda diferensiasi tetapi tidak
ada diferensiasi squamosa.
3. karsinoma tidak berkeratinisasi. Semua yang
kita kenal selama ini dengan limfoepitellioma, sel transisionil, sel spinle,
sel clear, anaplastik dan lain-lain dimasukkan dalam kelompok tidak
berdiferensiasi.
S
T A D I U M.
Untuk
penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (1992).
·
· T = Tumor primer
·
· To = Tidak tampak tumor
·
· T1 = Tumor terbatas pada suatu lokalisi saja (
lateral / postero superrior / atap dan lain-lain).
·
· T2 = Tumor terdapat pada dua lokalisasi atau
lebih tetapi masih terbatas didalam rongga nasofaring.
·
· T3 = Tumor telah keluar dari rongga nasofaring
(kerongga hidung atau orofaring dan sebagiannya.)
·
· T4 = Tumor telah keluar dari rongga nasofaring
dan telah merusak tulang tengkorak atau mengenai saraf-saraf otak.
·
· Tx = Tumor tidak jelas besarnya kerena
pemeriksaan tidak lengkap.
·
· N = pembesaran kelenjar getah bening.
·
· No = Tidak ada pembesaran.
·
· N1 = Terdapat pembesaran tetapi homolaterial
dan masih dapat digerakan.
·
· N2 = Terdapat pembesaran kontra lateral /
bilateral dan masih dapat digerakan.
·
· N3 = Terdapat pembesaran, baik homolateral,
kontra laterial, maupun bilaterial yang sudah melekat pada jaringan sekitar.
·
M0
= Metastasi jauh
·
M2
= Tidak ada Metastasi jauh.
·
M1
= Terdapat Metastasi jauh.
Stadium
|
T
|
N
|
M
|
I
|
T1
|
No
|
|
II
|
T2
|
No
|
|
III
|
T1
/ T2 / T3
|
N1
|
|
IV
|
T1 / T2 / T3 / T4
T1
/ T2 / T3 / T4
|
No
|
DIAGNOSIS
Persoalan
diagnostik sudah dapat dipecahkan dengan pemerikasaan CT-SCAN daerah kepala dan
leher, sehingga tumor primer yang tersembunyipun tidak akan terlalu sulit
ditemukan. Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi
virus E.B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma nasofaring.
Tjokro Setiyo dari Fakultas Kedokteran UI. Jakarta mendapatkan dari 41 pasien
karsinoma nasofaring stadium lanjut (stadium III dan IV) sensitivitas IgA VCA
adalah 97,5% dan spesivitas 91,8% dengan titer berkisar antara 10 sampai 1280
dengan terbanyak titer 160. IgA anti EA sensivitasnya 100% tapi spesivitasnya
hanya 30%, sehingga pemerikasaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis
pengobatan.
Diagnosis
pasti ditegakkan dengan melakukan biopsi nasofaring. Biopsi dapat dilakukan
dengan 2 cara dari hidung atau dari mulut.
- Biopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat
jelas tumornya (blind biopsy). Cunam biopsi ini dimasukkan melalui rongga
hidung menyelusuri konka media ke nasofaring kemudian cunam diarahkan ke
lateral dan dilakukan biopsi.
- Biopsi melalui mulut dilakukan dengan
menggunakan kateter nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter
yang berada dalam mulut ditarik ke luar dan diklem bersama-sama ujung kateter
dan hidung disebelahnya, sehingga palatum mole tertarik ke atas. Kemudian
dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi dilakukan dengan melihat
tumor melalui kaca tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukkan
melalui mulut, massa tumor akan terlihat dengan jelas. Biopsi tumor
nasofaring umumnya dilakukan dengan anastesi topikal dengan xylocain 10%.
Bila
cara ini belum didapatkan hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan
kuret daerah lateral nasofaring dalam narkosis.
THERAPI
Radiotherapi
masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada penggunaan mega voltage
dan pengaturan dengan komputer. Pengobatan tambahan yang diberikan dapat berupa
diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemotherapi,
serotherapi, vaksin dan anti virus.
Semua
pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan kemotherapi masih yang
terbaik sebagai therapi ajuvan (tambahan). Berbagai macam kombinasi
dikembangkan yang terbaik sampai saat ini adalah kombinasi dengan C15-Platinum
sebagai inti.
Pemberian
ajuvan kemotherapi C15-Platinum, belumlah dan 5-fluorouracil sedang
dikembangkan dibagian THT FK UI dengan hasil sementara yang cukup memuaskan.
Demikian pula telah dilakukan penelitian pemberian kemotherapi pra radiasi
dengan epi rubicin dan C15-Platinum, meskipun ada efek samping yang cukup
berat, tetapi pemberian harapan kesembuhan yang lebih baik.(1,3,4)
Kombinasi
kemo radioterapi dengan Mitomycin C dan 5-fluorouracil oral setiap hari sebelum
diberikan radiasi yang memberi harapan akan kesembuhan total penderita
karsinoma nasofaring.
Pengobatan
pembedahan diseksi leher yang tidak menghilangkan pada penyiaran (residu) atau
timbul kembali setelah penyiaran selesai, tetapi dengan syarat tumor induknya
sudah hilang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi dan serologi.
Operasi
tumor induk sisa (residu) atau kambuh (residif) diindikasikan, tetapi sering
timbul komplikasi yang berat akibat operasi.
PERAWATAN PALIATIF
Perhatian pertama
harus diberikan pada penderita dengan pengobatan radiasi. Mulut rasa kering
disebabkan kerusakkan kelenjar liur mayor maupun minor sewaktu penyiaran. Tidak
banyak yang dapat dilakukan selain menasehati pasien untuk makan dengan banyak
kuah, membawa minuman kemanapun pergi dan mencoba memakan dan mengunyah bahan
yang rasanya asam sehingga merangsang kelenjar air liur. Gangguan lain adalah
mukositis rongga mulut karena jamur, rasa kaku di daerah leher karena fibrosis
jaringan akibat penyinaran, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, kadang-kadang
muntah dan rsa mual.
KESIMPULAN
1. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas pada
daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Diagnosis dini menentukan prognosis
penderita namun cukup sulit dilakukan karena nasofaring tersembunyi dibelakang
tabir langit-langit dan terletak di dasar tengkorak. Oleh karena itu tidak
mudah diperiksa oleh mereka yang bukan ahli, seringkali tumor ditemukan
terlambat dan menyebabkan metastasis ke leher lebih sering ditemukan sebagai
gejala pertama.
2. Penyebab karsinoma nasofaring adalah virus
Epstein-Barr, karena pada semua penderita nasofaring didapatkan titer anti
virus EB yang cukup tinggi dibandingkan dengan orang yang sehat gejalanya
terdapat di nasofaring itu sendir di telinga, di mata dan syaraf, serta
metastasis atau gejala di leher. Untuk itu nasofaring diperiksa dengan cermat,
kalau perlu dengan nasofaringoskop. Sekarang untuk menegakkan diagnosa sudah
dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-SCAN daerah kepala dan leher sehingga
tumor primer yang tersembunyipun tidak akan terlalu sulit ditemukan.
3. tindakan pencegahan adalah yang terbaik.
Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak makanan untuk
mencegah akibat yang timbul dari bahan yang berbahaya. Cara memasak tradisional
sering dilakukan dalam ruang tertutup dan menggunakan kayu bakar. Pembakaran
ini terutama jika tidak sempurna menyebabkan partikel-partikel besar (5-10
mikrometer) yang dalam segi kesehatan dapat tersangkut di hidung dan
nasofaring. Kemudian tertelan, jika pembersihan tidak sempurna karena ada
penyakit hidung maka partikel ini akan menetap lebih lama di daerah nasofaring
dan dapat merangsang tumbuhnya tumor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar